diy

Milad ke 105 Aisyiyah, Perempuan Agen Perdamaian dan Toleransi

Jumat, 20 Mei 2022 | 08:50 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Meski berbagai permasalahan menjadikan perempuan sebagai kelompok yang dirugikan, tak menutup peran perempuan dapat menunjukkan kontribusinya. Hal tersebut karena dalam sisi mata koin yang berbeda, perempuan memiliki sejumlah keunggulan. Apalagi saat ini, 49.6% penduduk dunia adalah perempuan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengemukakan hal tersebut dalam Tasyakur Milad ke-105 Aisyiyah dan Halal Bihalal, Kamis (19/5) di Gedung Siti Bariyah Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogya. Menlu hadir dalam kegiatan hybrid dengan 150 orang luring dan ribuan yang mengikuti secara daring.

Di Indonesia, perempuan dapat menjadi agen perubahan dan agen pembangunan. Karena 53,7% dari UMKM yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional dimiliki perempuan dan 97% karyawan adalah perempuan. Demikian juga sektor kesehatan menurut, Menlu, 70% tenaganya adalah perempuan.

"Data tersebut semakin menguatkan peran penting perempuan sebagai agen perubahan dan pembangunan. Bahkan perempuan juga dapat menjadi agen perdamaian dan toleransi," tandas alumnus Fisipol UGM tersebut.

Diakui Retno, permasalahan yang dihadapi dunia saat ini, membawa dampak sangat besar terutama bagi kelompok perempuan dan anak-anak. Kemiskinan dan kesetaraan jender menjadi aspek yang paling terdampak. Pada tahun 2020 saja setidaknya terdapat 100 juta orang baru yang turun ke bawah garis kemiskinan, pemenuhan hak-hak perempuan juga mengalami kemunduran hingga satu generasi.

Bahkan laporan WEF terkait kesenjangan jender global untuk tahun 2021 menghadirkan data cukup mencengangkan. "Perlu 135,6 tahun untuk menutup kesenjangan gender dunia. Di bidang politik perlu 145,5 tahun untuk mencapai kesetaraan jender.

Sedangkan, dalam partisipasi ekonomi diperlukan 267,6 tahun. Di semua krisis yang terjadi, perempuan selalu menjadi kelompok yang paling rentan terdampak," urainya.

Dalam usianya yang ke-105, Menteri Retno menyebut peran Aisyiyah sangat berarti dalam memajukan peran perempuan, termasuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia. Tidak hanya bagi bangsa Indonesia, Menteri Retno menyebut, Aisyiyah bersama Muhammadiyah juga turut berkontribusi bagi penanganan isu-isu global bekerja sama dengan Kemenlu.

"Apresiasi atas komitmen Aisyiyah untuk terus memajukan peran perempuan, dalam sejarah perjalanan politik luar negeri kita banyak sekali kerja sama yang terjalin baik dengan Aisyiyah maupun Muhammadiyah dalam berbagai isu. Harapan saya kerja sama ini dapat terus kita perkuat," tandas Menlu.

Sebelumnya, dalam Pidato Milad 105 Tahun Aisyiyah, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengajak warga untuk dapat merefleksikan setiap kerja-kerja dakwahnya selama ini. Menurutnya, Aisyiyah yang memasuki abad kedua ini dihadapkan pada tantangan dan permasalahan yang semakin kompleks, termasuk permasalahan dampak pandemi Covid-19 dalam berbagai aspek kehidupan.(Fsy)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB