diy

Di UII, Kang Emil Sebut Hukuman Mati Herry Wirawan Sesuai Suara Masyarakat

Selasa, 5 April 2022 | 18:31 WIB
Kang Emil saat menjadi pembicara dalam diskusi di UII. (Foto: Harminanto)

SLEMAN, KRJOGJA.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjadi pembicara kunci dalam Diskusi Civitas Akademika dengan tema Peran Pemuda Intelektual Muslim Membangun Negeri yang Berprestasi di Auditorium Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (5/4/2022). Kang Emil pun menyinggung hukuman mati Herry Wirawan yang memperkosa 12 santriwati yang dinilainya sudah sesuai suara masyarakat.

Kepada wartawan usai acara, Kang Emil mengatakan vonis mati yang diterima Herry sudah memenuhi rasa keadilan masyarakat, meski sebenarnya hukuman mati masih menjadi kontroversi di Indonesia. Emil pun meminta masyarakat mengikuti perjalanan kasus tersebut karena Herry masih memiliki satu kali banding atas hukumannya.

“Vonis mati sudah diputuskan dan memenuhi rasa keadilan masyarakat meski masih hukuman mati masih menjadi kontroversi sistem hukum Indonesia. Apakah ada banding lagi atau tidak karena masih ada satu lagi upaya, kita ikuti saja. Hasil surveinya masyarakat ingin seperti yang diputuskan pengadilan,” ungkap Emil.

Perilaku Herry menurut Emil adalah tindakan sangat biadab yakni melakukan perkosaan pada 12 santriwatinya. “Ini kan jelas kejadian sangat biadab, tidak hanya satu orang ya,” sambung Emil.

Di UII, Kang Emil juga mengingatkan anak-anak muda untuk menanamkan nilai-nilai yang baik dalam kehidupan. Emil sendiri mengatakan punya tiga prinsip yang dipegang teguh dalam kehidupan yakni meniatkan diri untuk ibadah, selalu mengingat kesementaraan dan hanya berpedoman pada kemanfaatan.

“Ini juga mengapa saya tidak risau bagaimana nanti 2024 karena Allah sudah menuliskan semuanya. Tugas kita hanya berikhtiar dengan tetap berdoa berdzikir karena keduanya saling melengkapi,” tandas Emil.

Di depan mahasiswa UII, Gubernur Jawa Barat ini juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan bangsa ke depan. Beberapa negara menurut Emil sudah terpecah karena rakyatnya tidak punya keinginan untuk bersatu seperti yang terjadi di India dan Yugoslavia.

“Kenapa ada negara bubar, misalnya Yugoslavia dulu ada sekarang tidak ada. Allah cabut nikmat bernegaranya, karena tidak mau bersatu. Akhirnya bubar negara itu jadi Bosnia, Montenergo. India dan Pakistan juga berpisah padahal dulunya satu rumpun. Begitu lagi Pakistan tak mau bersatu muncul negara Bangladesh. Bagaimana negara bisa bubar kalau kita tidak menjaga persatuan,” pungkas Emil. (Fxh)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB