BANTUL, KRJOGJA.com - Petani di Dusun Jomboran, Gilangharjo, Pandak, Bantul melakukan diversifikasi tanaman pertanian berkolaborasi bersama Tim Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta. Untuk meningkatkan nilai ekonomi, para petani belajar menanam Lada Perdu yang kini punya nilai ekonomis tinggi.
Tantri Swandari, salah satu tim dosen INSTIPER menjelaskan, para petani menghendaki inovasi untuk membudidayakan komoditas tanaman lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Selama ini, para petani terbiasa menanam tanaman pangan konvensional seperti padi dan jagung.
“Lada perdu menjadi pilihan yang tepat sebagai tanaman selingan atau tumpang sari serta dapat ditanam dalam pot sebagai tanaman hias. Tanaman lada sebagai salah satu komoditas perkebunan mempunyai daya adaptasi yang luas pada kondisi iklim di daerah tropis,†ungkapnya pada wartawan, Selasa (28/9/2021).
Pelatihan tanam Lada Perdu diikuti petani dari wadah Tani Maju diawali dengan pemberian informasi tentang cara pemilihan bahan tanam yang baik untuk setek lada perdu. Tanaman lada memiliki beberapa cabang atau sulur.
“Cabang yang paling baik digunakan sebagai bahan setek lada perdu adalah cabang buah atau cabang plagiotrop karena waktu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menghasilkan buah lebih pendek. Untuk lada perdu, bahan setek yang diperlukan adalah tiga ruas daun. Sebelum ditanam potongan ruas batang direndam dalam larutan hormon perangsang akar rootone f selama kurang lebih 10-15 menit. Ruas batang tersebut kemudian ditanam pada polibag kecil dengan ukuran 15x15 cm dengan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang. Untuk menjaga kelembaban tanaman, perlu disiapkan sungkup dan juga paranet 75 persen. Pembibitan lada memerlukan waktu kurang lebih 1,5 – 3 bulan,†jelas Tantri.
Selain pelatihan pembibitan lada, tim INSTIPER melakukan pendampingan pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Petani diminta memaksimalkan pengolahan jerami sebagai sumber silika yang merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman.
“Unsur hara silika (Si) dapat memperkuat dinding jaringan epidermis dan jaringan pembuluh air, mengurangi kekurangan air, dan menghambat infeksi jamur. Silika dapat meningkatkan proteksi tanaman terhadap serangan biotik seperti jamur, bakteri, maupun serangga karena silika mampu menebalkan dinding sel tanaman, baik di akar, daun, maupun batang. Pemberian silika pada tanaman dengan cara disemprot pada daun akan meningkatkan akumulasi silika pada daun hingga dua kali lipat, sedangkan dengan cara diguyur pada tanah menghasilkan akumulasi silika pada akar secara signifikan. Pengolahan silika dari jerami dapat dilakukan dengan dibantu pengurai atau dengan cara dibakar,†tandasnya. (Fxh)