BANTUL, KRJOGJA.com- Selama pandemi Covid-19, atau sekitar 18 bulan pelaku usaha sektor industri transportasi di DIY mengalami kerugian Rp 1 triliun lebih. Hal tersebut diungkapkan Ketua DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, V Hantoro ST saat menggelar vaksinasi massal bersama Satlantas Polres Bantul untuk keluarga awak angkutan umum di Imogiri, Jumat (27/8/2021).
Menurut V Hantoro, sampai saat ini pelaku usaha sektor transportasi di DIY yang diwadahi Organda belum bisa menggerakkan kendaraan atau armadanya secara normal karena ruang geraknya sangat terbatas. "Tapi ya bagaimana dengan diberlakukan PPKM, kami tidak ada ruang gerak , sehingga tidak bisa apa-apa," ungkapnya.
Karena itu untuk sedikit meringankan beban pelaku usaha sektor industri transportasi, Organda berharap ada stimulus dari pemerintah, terutama untuk awak angkutan. Sedangkan untuk perusahaan, pemberian stimulus bisa berupa pemotongan pajak kendaraan, bahkan kalau bisa pembebasan pajak kendaraan.
" Harapan ini juga sudah lewat permohonan yang sudah kami sampaikan kepada yang punya kebijakan. Maka kami menunggu dari pemangku kebijakan," tambah V Hantoro.
Sementara kondisi di perusahannya sendiri, yakni perusahaan transportasi bus GG selama pandemi Covid-19 mengalami kerugian setiap bulan Rp 1,2 miliar.
Menurut V Hantoro di Bus GG mempunyai 38 unit armada bus, dengan karyawan tetap 30 orang, mitra kerja seperti kernet 72 orang. Karena usaha transportasinya tidak jalan, untuk sementara V Hantoro yang juga aktif di Kadinda sebagai Wakil Ketua Unit Perhubungan ini menjalani usaha kecil-kecilan yang hasilnya untuk pembiayaan perawatan kendaraan dan gaji karyawan saja tidak cukup.