diy

Warga Bantul Frustasi Hadapi Wabah Chikungunya

Kamis, 15 April 2021 | 23:51 WIB
Ilustrasi

BANTUL, KRJOGJA.com - Dalam kurun waktu dua bulan terakhir puluhan warga Dusun Brajan Kalurahan Wonokromo Kapanewon Pleret Bantul diduga terserang chikungunya. Hingga kini masih ada sejumlah tidak berdaya dibekap penyakit tersebut. Sementara warga minta ada langkah kongkret pemerintah agar wabah chikungunya di Brajan segera berlalu salah satunya dengan penyemprotan.

Ny Atun Lestari, warga Brajan ditemui , Kamis (15/4/2021) penyakit chikungunya membuat penderita tidak mampu berjalan. Dibagian persendian juga terasa sangat sakit, selain itu menyebabkan kaki bengkak. "Saya lima hari badan terasa gregesi, panas muncul bintik merah. Rasanya sangat sakit sekali," ujarnya. Menurutnya serangan chikungunya punya dampak sangat berat bagi masyarakat. Sudah lama warga menunggu tindakan pemerintah agar penyakit ini selesai. Tetapi sepertinya warga dibiarkan berjuang sendiri menghadapi persoalan ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Ny Ngaisah, ketika sudah diserang chikungunya badan terasa panas, mual, persendian terasa sakit. Oleh karena itu, sejak dua bulan lalu warga Brajan frustasi menghadapi penyakit yang tidak kunjung ada penangkalnya. Kondisi makin berat ketika chikungunya hingga kini belum bisa ditanggulangi bertepatan dengan Bulan Ramadan.

Dukuh Brajan Wonokromo, Fuad Hasim mengungkapkan, jika hingga kini masih banyak warganya belum sembuh. "Jumlah warga yang terkena chikungunya dari awal muncul bisa 50 orang lebih. Karena bergantian, warga yang satu sudah sembuh warga lainnya baru kena dan begitu seterusnya, dan sampai sekarang masih ada yang belum sembuh," ujarnya.

Sementara langkah antisipasi mencegah virus tersebut tidak menyebar, salah satunya dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). "Kemarin cukup dengan PSN, dan alhamdulillah sudah menurun," ujar Lurah Wonokromo, Machrus Hanafi, Kamis (15/4/2021) malam.

Dijelaskan, sekarang ini pemerintah Kalurahan Wonokromo bersama Puskesmas Pleret tengah memaksimalkan gerakan PSN sebagai bentuk antisipasi panyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut. Dijelaskan, sekarang ini beberapa warga di Brajan menderita demam, pegal. Akibatnya penderita mengalami kesulitan untuk berjalan.

Bahkan program PSN di Brajan belum gilirannya, tetapi karena kondisi mendesak. Jadwal PSN di Brajan dipercepat sebagai langkah antisipasi. Warga yang diduga terinfeksi chikungunya sekarang menjalani perawatan di rumah.(Roy)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB