KULONPROGO, KRJOGJA.com - Bendara Raden Ayu (BRAy) Retno Suskamdani binti Putri Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (SDKGPAA) Paku Alam VIII wafat di Rumah Sakit Primier Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (13/3/2021) pukul 19.45 WIB. Jenazah almarhumah dimakamkan di Kompleks Makam Girigondo di Pedukuhan Girigondo Kalurahan Kaligintung Kapanewon Temon, Minggu (14/3/2021) pukul 16.00 WIB.
Suasana duka nampak menyelimuti Kompleks Makam Girigondo terutama saat mobil ambulan dari Jakarta yang mengangkut jenazah BRAy Retno Suskamdani tiba di Masjid Pakualaman Girigondo. Sejumlah kerabat Pura Pakualaman di antaranya kakak kandung almarhumah BRAy Retno Martani dan dua adiknya BRAy Retno Rukmini serta Gusti Pangeran Haryo (GPH) Indro Kusumo bersama istri, BRAy Indro Kusumo. Diantara para takziyah nampak juga Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo bersama istri.
"Alharhumah merupakan tantenya KGPAA Paku Alam X, beliau memang sudah lama sakit. Jenazahnya dimakamkan di dalam Gapura berdampingan dengan makam suaminya yang letaknya di sisi selatan makam KGPAA VIII," kata adik ipar almarhumah, BRAy Indra Kusuma. BRAy Retno Suskamdani meninggalkan tiga anak dan enam cucu.
Sebagai informasi kompleks makam Girigondo pertama kali digunakan pada September 1900 sebagai makam KGPAA Paku Alam V, dan selanjutnya dimakamkan KGPAA Paku Alam VI, KGPAA Paku Alam VII, KGPAA Paku Alam VIII dan KGPAA Paku Alam IX serta para kerabatnya.
Juru kunci Makam Girigondo Drs H Mas Wedana Wasiluddin menuturkan, sesaat setelah dirinya menerima berita duka, langsung meninjau calon lokasi tempat memakamkan jenazah BRAy Retno Suskamdani.
"Setelah saya melihat peta dan silsilah yang ada maka jenazah almarhumah diperkenankan dimakamkan di dalam beteng atas atau dalam gapura. Kalau dari bawah naik kemudian masuk gapura lalu ke arah kiri. Di sana sudah ada makam suaminya, jenazah almarhumah dimakamkan di sisi suaminya. Jadi posisi makam almarhumah berada di barisan paling selatan, di atasnya ada makam KGPAA Paku Alam V, VI, VII dan KGPAA Paku Alam VIII," ungkap mbah Wasiludin. (Rul)