SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Harga sapi di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban anjlok. Hal itu karena melimpahnya sapi yang dijual pedagang. Penyebabkan setelah banyak warga di lereng Gunung Merapi menjual hewan ternak sapi. Warga terpaksa melakukan itu karena ditinggal mengungsi.
Pedagang sapi di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban, Santoso, Rabu (25/11/2020), mengatakan, stok sapi yang dimiliki pedagang di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban sangat banyak. Sapi diperoleh pedagang baik dari peternak, pedagang dan warga lokal di Sukoharjo yang menjual ternaknya di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban. Stok sapi semakin banyak dalam beberapa hari terakhir disebabkan karena adanya pasokan dari warga di lereng Gunung Merapi.
Pasokan didapat setelah banyak warga di lereng Gunung Merapi terpaksa menjual hewan ternak sapi ke pedagang di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban. Hal itu dilakukan warga karena ditinggal mengungsi seiring adanya aktivitas Gunung Merapi.
Santoso mengatakan, kejadian seperti ini sudah sering terjadi dimana warga di lereng Gunung Merapi memilih menjual hewan ternak sapi saat ada aktivitas dan kenaikan status. Gunung Merapi yang akan meletus membuat warga terpaksa mengungsi dan tidak bisa merawat hewan ternak sapi miliknya.
“Warga terpaksa meninggalkan rumah dan mengungsi ketempat pengungsian. Jadi banyak warga menjual hewan ternak sapi ke pedagang dan menyebabkan stok di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban melimpah. Hal sama juga terjadi disejumlah pasar hewan lainnya stok sangat banyak dan menyebabkan harga anjlok,†ujarnya.
Harga sapi di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban sendiri sekarang mengalami penurunan drastis. Apabila sapi jenis simental berukuran besar sebelumnya dijual dengan harga Rp 35 juta per ekor, maka sekarang turun menjadi Rp 25 juta per ekor. Selisih atau penurunan harga sebesar Rp 10 juta per ekor dinilai Santoso sangat besar dan jarang terjadi. “Sapi dengan ukuran sedang juga mengalami penurunan harga dari Rp 20 juta per ekor menjadi Rp 10 juta per ekor,†lanjutnya.
Santoso mengatakan, pedagang tidak bisa mempertahankan harga sapi tinggi karena sudah menjadi hukum pasar. Sebab stok hewan ternak sapi di Pasar Bekonang, Mojolaban sangat banyak. Disisi lain daya beli masyarakat mengalami penurunan pada saat ini ditambah lagi ditengah pandemi virus corona.
“Masyarakat yang beli sapi sangat sedikit dan stok milik pedagang sangat banyak. Jadi wajar harga anjlok dan pedagang terpaksa menjual dengan murah,†lanjutnya.
Meski murah, Santosa mengatakan, pedagang masih sulit menjual sapi yang dimiliki. Satu ekor sapi yang dijual bahkan baru laku lebih dari dua atau tidak hari berdagang.
Pedagang sapi di Pasar Hewan Bekonang, Mojolaban Ibnu mengatakan, pedagang memiliki stok sapi yang banyak dan membuat harga turun drastis. Sapi tersebut didapat salah satunya dari warga di lereng Gunung Merapi.
“Posisi sekarang pedagang mendapatkan banyak barang dari berbagai daerah termasuk warga di lereng Gunung Merapi yang menjual sapi karena ditinggal mengungsi,†ujarnya.
Ibnu mengatakan, sapi milik warga di lereng Gunung Merapi yang dijual tersebut memiliki ukuran bervariasi. Namun paling banyak didominiasi ukuran sedang dan kecil.
“Pedagang ada yang sengaja menyimpan dengan tetap diternak lebih dulu untuk sapi ukuran kecil menunggu momen naiknya harga baru dijual. Tapi untuk ukuran sedang dan besar langsung dijual di pasar dan dikirim ke luar daerah,†lanjutnya. (Mam)