diy

Harga Anjlog, ASN Gelar Aksi Borong Cabai Merah

Sabtu, 6 Juni 2020 | 01:10 WIB
Sejumlah ASN mengikuti aksi borong cabai merah di Dinas Kelautan Kulonprogo. (Istimewa)

KULONPROGO, KRJOGJA.com - Dinas Pertanian dan Pangan bekerja sama Asosiasi Pasar Tani (Aspartan) Kulonprogo melakukan aksi memborong cabai merah dari petani, Jumat (5/6/2020). Langkah tersebut ditempuh sebagai tindak lanjut Ra merosotnya harga cabai sekaligus pelaksanaan Bela Beli Kulonprogo.

"Aksi borong cabai merah sebagai upaya membantu petani menyusul anjloknya harga cabai di wilayah Kulonprogo. Ini sebagai bentuk perhatian, solidaritas sekaligus kepedulian pemerintah terhadap petani cabai dengan tujuan untuk mendongkrak harga cabai dari petani agar petani tidak terlalu merugi, karena dibeli tengkulak atau di pasar lelang dengan harga yang tidak rendah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Ir Muh Aris Nugroho MMA.

Seperti diketahui, harga cabai di tingkat petani di Kabupaten Kulonprogo saat ini berkisar Rp 4.000 dampai Rp 6.000/ perkilogram. Sementara dalam aksi borong cabai merah, Aparatur Sipil Negara (ASN) membeli dengan harga Rp 10.000 perkilogram," ujarnya.

Lebih jauh Aris Nugroho mengatakan, kebutuhan cabai untuk Jakarta yang biasanya sebagian disuplai dari Kulonprogo pada waktu normal berkisar 80-100 ton perhari. Tapi selama kondisi wabah Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta membuat permintaan cabai menurun menjadi 20-25 ton perhari. Pasokan itu tidak hanya disuplai dari Kulonprogo tapi juga dari sentra cabai di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

"Untuk saat ini petani di Indonesia memanen cabai 200 ton perhari sehingga terjadi kelebihan produksi jika dibandingkan konsumsi atau permintaan. Penurunan permintaan cabai dikarenakan sebagian besar rumah makan, hotel, tempat kuliner tutup. Akibatnya kebutuhan cabai sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sehingga diperlukan platform start up untuk memasarkan hasil pertanian kepada masyarakat," jelasnya.

Sementara itu Penyuluh Pertanian Kulonprogo, Martono menjelaskan, antusias ASN Kulonprogo dan DIY secara umum memborong cabai patut diapresiasi. Apalagi dalam waktu sehari telah terborong 1.570 kg cabai.

"Dukungan aksi pembelian cabang dari ASN di lingkungan Sekretariat Daerah (Setda), OPD Tingkat Kabupaten, Sekrtariat DPRD, RSUD Wates, Rumah Sakit Nyi Ageng Serang, BPS, Anggota Dewan, Kapanewon, KTNA. Sedangkan instansi diluar Kabupaten Kulon Progo yaitu ASN dari Sekretariat Daerah (Setda DIY), OPD DIY, Polbangtan YOMA, Bank Indonesia dan BPTP," tuturnya.

Pihaknya berharap aksi serupa terus berlanjut, sebagai bentuk kepedulian, solidaritas dan perhatian terhadap nasib petani dengan membeli hasil pertanian dari petani. Langkah tersebut diyakini dapat terlaksana mengingat kegiatan tersebut yang semula hanya untuk lingkup Dinas Pertanian dan Pangan ternyata mendapat respon yang luar biasa dari Dinas dan Instansi lain serta masyarakat Kulonprogo bahkan dari luar daerah.

"Kalau instansi atau dinas lain mengetahui informasi tentang aksi tersebut kami yakin dan optimis juga mengikuti langkah dan mendukung aksi borong cabai," katanya menambahkan kedepan selain menambah pangsa pasar baik secara langsung maupun daring/ online juga perlu dilakukan teknologi pengolahan atau pengeringan cabe, sehingga pada waktu terjadi harga jatuh ada solusi agar harga cabai dari petani tidak jatuh.

Proses pengeringan cabai adalah pengurangan kadar air yang terdapat pada cabai hingga bakteri pembusuk tidak dapat hidup dan kerusakan dapat ditekan. "Untuk menghasilkan cabai kering yang baik dengan kadar air 5-8% cabai merah utuh memerlukan waktu 20-25 jam, sedangkan cabai merah yang dibelah memerlukan waktu 10-15 jam. Pengeringan dapat dilakukan dengan pengeringan alami menggunakan panas matahari dan pengeringan buatan menggunakan oven," tuturnya.(Rul/Wid)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB