diy

Jangan Lengah, Leptospirosis Juga Menghantui Warga

Senin, 23 Maret 2020 | 15:50 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Selain Demam Berdarah (DB), penyakit menular lainnya seperti leptospirosis perlu diwaspadai. Hingga saat ini ada empat pasien yang meninggal karena leptospirosis. Sedangkan jumlah kasus leptospirosis sejak Januari hingga Maret 2020 sebanyak 37 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan, sebaran kasus leptospirosis ada di wilayah yang banyak area persawahannya, seperti di Minggir, Prambanan dan Moyudan. Empat pasien yang meninggal karena memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Misalnya pasien sudah sakit jantung atau ginjal. Selain itu kematian pasien leptospirosis juga disebabkan tata laksana penanganannya yang kurang sesuai standar.

"Beberapa ciri khas penyakit leptospirosis seperti demam yang tidak terlalu tinggi, ada gejala sakit kuning di mata atau buang air kecil agak merah seperti teh. Dan yang lebih spesifik lagi yakni gejala betisnya nyeri," ungkap Joko saat dikonfirmasi, Minggu (22/3/2020) malam.

Pihak Dinkes juga sudah mengondisikan Puskemas dan dokter praktik rumah sakit swasta agar mewaspadai pasien dengan gejala seperti itu. Pasien harus segera diobati, jangan diabaikan. "Seluruh Puskesmas juga sudah punya alat lepto test untuk melakukan screening," jelasnya.

Joko mengimbau agar masyarakat selalu melaksanakan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) serta menjaga kesehatan lingkungan. Karena semua penyakit menular kunci pencegahan ada di dua hal tersebut.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman Novita Krisnaeni menambahkan, saat ini penyakit leptospirosis tidak hanya menyerang petani. Ada juga kasus leptospirosis yang menimpa ibu rumah tangga. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tergantung aktivitasnya.

"Masyarakat kurang menjaga kebersihan lingkungan. Jangan suka menyimpan barang bekas di dalam rumah karena tikus senang berada di area tersebut. Semua kasus leptospirosis umumnya usia dewasa, yang anak-anak tidak ada," beber Novita.

Penyebaran penyakit ini biasanya karena tikus kencing di suatu tempat kemudian tersentuh oleh tangan yang ada luka. Untuk penanganan, hampir semua rumah sakit dan Puskesmas siap menerima pasien leptospirosis.

"Penanganan leptospirosis jangan sampai terlambat. Jika merasakan gelajanya langsung dibawa ke rumah sakit. Karena ini disebabkan bakteri, pemberian antibiotik diharapkan bisa membantu penyembuhan," pungkas Novita. (Aha)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB