diy

Semakin Meluas, 10 RS Bantu Sardjito Tangani Covid-19

Senin, 23 Maret 2020 | 13:31 WIB

SLEMAN, KRJOGJA.com - Mengantisipasi merebaknya virus Korona (Covid-19), Pemkab Sleman menambah 10 rumah sakit yang akan membantu peranan rumah sakit rujukan.

Khususnya dalam menangani pasien dengan sejumlah gejala mengarah ke penyakit yang disebabkan virus Korona.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sleman Wisnu Murti Yani menjelaskan, dari 10 rumah sakit yang disediakan, beberapa di antaranya yaitu RS Hermina, RS JIH, RS Sakina Idaman, RSUD Sleman dan RSUD Prambanan. Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di suatu rumah sakit kemudian ditunjuk dan diberi bimbingan teknis (bimtek) atau menyesuaikan kompetensi mereka.

"Begitu ada penunjukan, tim Dinkes datang ke 10 rumah sakit tersebut, kemudian membuat acara bimtek swab tenggorok supaya SDM RS bisa mengambil sampel swab tenggorok," ungkap Wisnu Murti saat dikonfirmasi Minggu (22/3/2020) malam.

Selain itu pihaknya juga mengusahakan alat bernama VTM untuk membawa swab diduga virus dari tenggorok itu ke media yang benar. Selanjutnya dibawa ke lembaga pemeriksaan terkait. "Jadi rumah sakit yang ditunjuk, bukan untuk memeriksa virusnya. Tapi membantu menangani swab-nya itu dan menangani sementara orang yang diduga terpapar Korona," terang Wisnu Murti.

Wisnu mengungkapkan, saat ini ruang isolasi yang dibutuhkan sudah tidak harus bertekanan negatif. Paling tidak ruang isolasi, ada 'exhaust fan' sehingga udara bisa dibawa keluar, ruang isolasi ini bisa dipakai. Tetapi kalau yang sudah positif terpapar virus Korona memang dianjurkan untuk tekanan negatif.

"Terkait keberadaan tenaga medis, dokter spesialis paru akan bertindak, bila pasien yang masuk mengalami distress sesak nafas, serta membutuhkan perawatan khusus paru. Tenaga spesialis paru di 10 RS ini masih mencukupi," tandasnya.

Menurutnya, kalau semua Pasien Dalam Pengawasan (PDP) harus bertemu spesialisasi paru akan terlambat dalam penanganan. Sehingga Dinkes Sleman melakukan bimtek dokter-dokter yang ahli penyakit dalam cukup banyak dan mereka sudah cukup kompeten. Selain itu untuk dokter UGD dan kemampuan level 1 mereka juga sudah siap.

"Sebetulnya tidak harus ditangani spesialis paru semua," imbuhnya.(Aha)

Tags

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB

Olah Limbah Tanpa Bau, SPPG Playen Gunakan Bioteknologi

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:50 WIB