Selain itu, beberapa daerah perlu memperkuat narasi kulinernya. Penguatan narasi juga termasuk dengan pembuatan ekosistem dalam menjajakan produk kuliner tersebut. Daerah yang sedang berupaya memperkuat narasi kuliner dan ekosistemnya seperti Palembang, Ngawi, Salatiga, Ternate, dan Sumbawa. Beberapa daerah juga berupaya mempercepat revitalisasi cagar budaya. Upaya ini direkomendasikan untuk bekerja sama dengan sesama anggota JKPI.
Baca Juga: Berdayakan Masjid, Marbot Kini Mendapat Perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, S.Sos, M.M, mengatakan Pasar Malam Indonesia (PMI) 2025 yang menjadi rangkaian agenda Rakernas JKPI XI 2025 menjadi ajang merayakan ragam budaya, kuliner, dan kreativitas Nusantara dalam suasana malam Jogja yang hangat.
Lebih dari sekadar hiburan, PMI menjadi ruang perjumpaan yang memupuk kebhinekaan melalui interaksi antara peserta, tamu, dan masyarakat. Ia mengatakan, terdapat hampir 50.000 pengunjung selama pelaksanaan PMI 2025. Bahkan, agenda Indonesia Street Performance (ISP) yang digelar di kawasan jalan Malioboro hingga Titik Nol Kilometer dihadiri sekitar 8.000 pengunjung.
Yetti menyebut PMI diikuti oleh 115 stan dari berbagai daerah, serta 20 delegasi yang tampil dalam pentas budaya. Keberadaan acara tersebut menurutnya turut memberi dampak positif bagi warga, pelaku usaha. Rangkaian agenda Rakernas JKPI XI 2025 dimulai sejak 30 Juli 2025 melalui gelaran Festival Sastra Yogyakarta. Rangkaian inilah yang kemudian berlanjut menuju puncaknya malam ini, ketika Pasar Malam Indonesia resmi menutup perhelatan budaya yang sarat makna ini.
“Dengan penuh rasa bangga, saya menyampaikan bahwa hasil Rakernas telah menetapkan Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Budaya Indonesia,” katanya.
Baca Juga: Kirab Budaya 'Mahakala Sanskara' Semarakkan Lustrum ke-12 SMAN 1 Sedayu
Predikat itu, menurut Yetti, sangat tepat karena sejarah panjang Kota Yogyakarta dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya. “Mulai dari keberadaan Kawasan Cagar Budaya, kampung-kampung budaya, penguatan dan pendampingan industri batik di masyarakat, beragam seni pertunjukan dan kuliner tradisional yang masih tetap eksis, hingga tatanan ruang kota yang khas dan penuh nilai filosofi yang masih tetap dipertahankan dan dijaga kelestariannya,” kata Yetti.
Yetti juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat. Dukungan delegasi setiap daerah anggota JKPI yang merepresentasikan kekayaan seni budaya daerah masing-masing melalui pentas budaya, pameran produk unggulan, kuliner khas, dan berbagai bentuk kolaborasi seni, telah membuat Pasar Malam Indonesia 2025 sangat istimewa.
Rangkaian PMI 2025 juga diisi dengan Pameran RUMAKET bertema Wastra, Kriya, Ksatria-Cerita dari Tanah Nusantara; pelatihan (gladhen) wayang dan karawitan; serta pentas Warisan Budaya Takbenda. Ada pula pertunjukan kolaboratif antara wayang kulit, wayang golek, dan wayang wong yang dibawakan anak-anak. Tak kalah meriah, Festival Jogja Kota (Festa) bertema Kumandhang menghadirkan potensi 14 Kemantren se-Kota Yogyakarta melalui pertunjukan musik kampung, serta Warung Kota (Wakot) yang menyajikan kuliner dan produk khas Kawasan Cagar Budaya. “Semoga penetapan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Budaya Indonesia menjadi awal dari kiprah yang lebih besar dalam menjaga, mengembangkan, dan mempromosikan kekayaan budaya bangsa,” katanya.
Baca Juga: Gelar Seni dan Pesta Rakyat Semarakkan Puncak Dies ke-41 ISI Yogyakarta
Direktur Eksekutif JKPI, Dr (cand) Nanang Asfarinal Msi, menilai partisipasi masyarakat dalam rangkaian acara Rakernas JKPI 2025 sangat luar biasa. Hal ini dinilainya turut mendukung seniman yang tampil selama gelaran JKPI.
Ia menilai jumlah pengunjung yang mencapai angka puluhan ribu, menjadi standar baru bagi penyelenggaraan JKPI di kota lain. Menurutnya, perlu usaha keras bagi kota lain untuk menyamai standar Kota Yogyakarta dalam menjadi tuan rumah JKPI. “Sebanyak 50.000 pengunjung bukan angka yang sedikit. Ini merupakan sebuah pekerjaan rumah [PR] besar bagi Jaringan Kota Pusaka untuk kota yang lain, karena standar yang diberikan selama penyelenggaraan sangat luar biasa,” ucap Nanang.
Dia juga menyebut, kesuksesan gelaran Rakernas JKPI XI 2025 menjadi bukti kesuksesan dari Pemerintah Kota Yogyakarta, khususnya Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, dalam menyelenggarakan event bertaraf Nasional ini.
Baca Juga: Gaji Naik: Produktivitas atau Ilusi?