Optimisme Pemulihan Ekonomi DIY Masih Berlanjut Pada 2022

Photo Author
- Senin, 27 Desember 2021 | 20:37 WIB
Dari kiri: Wawan, Ahmad, Bogat dan Bekti. (fira nurfiani)
Dari kiri: Wawan, Ahmad, Bogat dan Bekti. (fira nurfiani)

Wawan menambahkan permasalahan kemiskinan tetap harus dipikirkan dengan menumbuhkan sektor pariwisata yang mengangkat potensi lokal termasuk SDM lokal sehingga diharapkan bisa menekan angka kemiskinan di DIY yang masih tinggi. BI, OJK, KADIN dan sebagainya berkolaborasi untuk melahirkan destinasi baru serta peningkatan destinasi yang ada secara inklusif dan kolaborasi. Kolaborasi lintas bidang dan melibatkan seluruh elemen masyarakat ambil bagian daa peningkatan kualitas destinasi dengan mengusung kearifan lokal.

" Kita masih perlu sekali literasi digital UMKM di DIY, karena sudah suatu keharusan bahwa UMKM harus digital supaya tidak ketinggalan. Yang cepat akan seperti roket dan yang tidak jelas akan akan tertinggal. UMKM harus didorong melakukan terobosan kreatifitas produk yang bekerjasama dengan pakar-pakarnya," imbuhnya.

Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta Y Sri Susilo menegaskan prospek ekonomi, bisnis dan keuangan DIY pada 2022 bergantung dari efektivitas keberlanjutan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), baik berupa stimulus fiskal (Pemerintah) dan stimulus keuangan (BI, OJK dan LPS). Di samping itu, faktor keberhasilan pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 juga menjadi penentu bergeraknya roda ekonomi, bisnis dan keuangan pada tahun 2022. Jika PEN dan pengendalian pandemi dapat berjalan efektif dan optimal maka kondisi ekonomi, bisnis dan keuangan pada 2022 akan menjadi lebih baik dibandingkan 2021.

" Khusus DIY, Pemda dan pemangku kepentingan harus lebih fokus untuk mendorong kembali kegiatan Pariwisata dan Industri Mikro Kecil (IMK). Semisal Pemda harus mendukung dan memfasilitasi adaptasi pelaku industri pariwisata DIY melalui sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) secara bertahap dan berkesinambungan, melakukan fokus kebijakan mengembangkan quality tourism yang berbasis alam dan budaya," jelasnya.

Dosen FBE UAJY ini menyebut untuk menuju quality tourism tersebut Pemda dapat melakukan sinergi dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, khususnya PTN/PTS. Dalam hal ini PTN/PTS dapat berkontribusi melalui Program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Komunitas kampus dengan sumber daya manusia (dosen dan mahasiswa) dapat terlibat langsung menyiapkan kegiatan quality tourism.

Wakil Ketua ISEI DIY Rudy Badrudin mengaku optimis perekonomian di DIY akan tumbuh kedepannya seiring capaian pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Artinya dari sisi kesehatan imunisasi sudah cukup kuat. Selanjutnya, kasus Covid-19 di DIY mengalami penurunan diibangi dengan protokol kesehatan yang kuat, maka dari sisi mobilitas sudah bisa menjadi indikator aktivitas sosial dan perekonomian semakin banyak kedepannya. Aspek kesehatan sudah mumpuni lalu masuk ke aspek pemulihan ekonomi, sekarang masuk ke DIY secara keseluruhan termasuk pariwisata dan pendidikan serta UMKM.

" Perguruan tinggi di DIY harus siap dengan perubahan kurikulum berbasis IT agar tidak kalah dengan pasar. UMKM di DIY harus dijaga aspek kontinuitas bahan baku yang akan mempengaruhi keberlangsungan pasar. Kemudian UMKM harus masuk ke pasar global yang bisa diberikan pendampingan, sebab itulah kelemahan UMKM," tandas Dosen STIE YKPN ini.

Wakil Dekan FEB UGM Amirullah Setya Hardi sepakat perekonomian DIY pada 2021 akan ditutup dengan optimisme karena semuanya sudah berjalan baik. Tetapi terdapat satu hal persentase pertumbuhannya  yang harus dilihat. Sebab agar mencapai 5 persen persyaratan pertumbuhan ekonomi triwulannya harus tumbuh dikisaran 6-7 persen. Artinya ekonomi DIY 2021 akan tetap positif tetapi tidak akan lebih dari 5 persen, Amirullah memprediksikan hanya tumbuh di kisaran 3-5 persen.

" Tantangannya yaitu ada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 dan kondisi global pada 2022, dugaan saya kira akan sesuatu yang positif bagi pertumbuhan ekonomi tahun depan. BI dan OJK sudah bagus berkolaborasi dengan otoritas fiskal untuk menjaga Rupiah. Jadi ekonomi DIY tetap tubuh meski banyak kehati-hatian pada 2022 dan saya sarankan UMKM segera berkolaborasi," imbuh Wakil Ketua ISEI DIY tersebut.

Perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) DIY Bakti Wibawa mengharapkan agar bonus demografi bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan pengebangan kualitas SDM, khususnya generasi muda. Disamping itu, perlu adanya kolaborasi berbagai pihak untuk menyiapkan dan mengoptimalkan bonus demografi tersebut.

" Saya optimis ekonomi membaik 2022, syaratnya bisa mengkapitalisasi presidensi G20. Indonesia bisa mengatur grand design pengembangan ekonomi global dipengaruhi presidensi G20 dimana menguasai 70 persen ekonomi agar bisa terselesaikan" ujar Tenaga Ahli Parampara Praja DIY Ahmad Ma'ruf.

Ketua Umum KAFEGAMA DIY Bogat Agus Riyono menekankan prinsip atau urat nadi perekonomian DIY adalah kerumunan. Untuk itu, guna menumbuhkan perekonomian DIY pada 2022 maka harus bantu percepatan vaksinasi Covid-19 khususnya sasaran anak sekolah. Selain itu, perlu pecah kerumunan di DIY yang terpusat di Malioboro dengan membuat Malioboro baru. (Ira)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB
X