" Ide lama Gubernur DIY mengenai Yogyakarta Incorporated perlu diangkat dan menjadi relevan kembali untuk direalisasikan. Banyak investor yang akan berinvestasi dan kami dari ISEI siap bergabung dengan pelaku ekonomi dan pemerintah untuk menyumbangkan pemikiran jika Yogyakarta Incorporated diwujudkan," imbuh Dosen FBE UAJY ini.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni FEB UGM Amirullah Setya Hardi menyoroti dua hal, pertama performance UMKM dan kedua UMKM harus berpikir pemasaran global. UMKM yang hanya jago kandang itu tidak cukup, tetapi harus terus didorong semakin berkontribusi dalam perekonomian di DIY.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni FEB UGM
Amirullah Setya Hardi
" Kami dari akademisi siap mendukung dan mendampingi pengembangan UMKM di DIY. Termasuk permasalahan yang menjadi hambatan UMKM terkait pengiriman dan logistik dengan mengoptimalkan BIY sebagai port ekspor maupun impor. Kita bantu perbaiki semuanya sehingga BIY bisa menjadi pintu gerbang utama ekspor," tandas Wakil Ketua ISEI Cabang Yogyakarta tersebut.
Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi dan UKM DIY Tatik Ratnawati mengakui UMKM di DIY masih banyak yang berskala mikro, sebaliknya UMKM yang sudah ekspor sangatlah minim termasuk persoalan perizinan, pemasaran dan sebagainya. Kondisi tersebut menjadi 'PR' sekaligus tantangan tersendiri bagi pihaknya agar UMKM tidak hanya naik kelas tetapi juga melek digital.
Kepala Bidang Usaha Kecil dan Menengah Dinas Koperasi dan UKM DIY Tatik Ratnawati
" Kami melalui berbagai program kegiatan terus berupaya agar UMKM DIY naik kelas sampai menjadi eksportir antara lain program SiBakul Jogja, memfasilitasi ongkir gratis sampai pengiriman ke luar negeri, potongan harga, memfasilitasi pemasaran offline maupun online, penyediaan bahan baku dan sebagainya. Kami melakukan pembinaan serta meminta dan mendorong UMKM DIY bisa terus berinovasi dan berkreasi di masa pandemi," pungkasnya. (Ira)