"Susah sekali cari nasabah, untung ada jualan campuran. Kalau ada yang belanja biasa saya sampaikan ada layanan transfer, tarik tunai, dan pembayaran lainnya," bebernya.
Jumardin pun berupaya untuk belajar hal-hal baru untuk dapat menjalani usaha keagenan lebih baik. Dengan menerapkan konsep pelayanan 24 jam tanpa istirahat, ayah yang kini memiliki tiga anak membuka kiosnya dengan senyuman tanpa henti.
Dia menyadari pelayanan yang ramah dan terbuka menjadi salah satu faktor pelanggan tertarik bertransaksi di tempatnya. Untung pula, Jumardin memiliki lokasi usaha tak jauh dari pusat kota. Hanya sekitar 5 menit dari Jalan AP Pettarani. Perantau asal Jawa mendominasi daerah ini. Artinya kebutuhan pengiriman dana pun tinggi.
"Orang Jawa biasanya kalau pulang kerja mereka langsung menyetor disini. Mereka tidak simpan uang di rumah," sebutnya.
Dia pun bersyukur, Dengan sistem sharing fee 50-50 dengan pihak BRI untuk satu kali transaksi, BRI pun memberi kesempatan pengembangan usaha yang sangat menjanjikan.
Jumardin mencatat rata-rata transaksi per harinya mencapai 100 nasabah, bahkan bisa mencapai 5 ribu nasabah per bulan. Kini dia telah mendapat peringkat pertama sebagai transaksi AgenBRILink terbesar sekaligus pertama di BRI Kantor Cabang Panakkukang, Makassar. Keuntungan yang diraih dari pekerjaan sebagai AgenBRILink, Jumardin manfaatkan untuk memperbaiki rumah, membeli motor hingga membuat usaha kos-kosan.
"Semenjak menjadi AgenBRILink, sudah banyak fasilitas yang didapatkan dari BRI. Seperti TV, HP dan mesin hitung uang, dan lain-lain," jelasnya