KRjogja.com - SLEMAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan inklusi keuangan syariah di komunitas santri melalui forum edukasi dan temu bisnis, sekaligus mendorong para santri menjadi pelaku bisnis atau santripreneur berbasis syariah. Upaya ini dalam rangka Road to Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 dan Hari Santri.
“OJK memandang penting merancang sebuah program peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah terutama untuk santri, alumni santri dan mahasiswa (santripreneur). Kami berharap melalui kegiatan ini akan melahirkan lebih banyak entrepreneur santri untuk dapat mengoptimalkan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan keuangan syariah,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam Forum Edukasi dan Temu Bisnis Akses Keuangan Syariah untuk UMKM Santri dan Mahasiswa (FEBIS) di Convention Hall Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sabtu (30/9/2023) lalu.
Baca Juga: Awas Calo 'Bergentayangan' di Penerimaan PPPK 2023
Agusman menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi besar untuk pengembangan keuangan syariah. Berbagai cara harus dilakukan agar keuangan syariah semakin banyak dimanfaatkan bagi kepentingan pengembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Digitalisasi industri keuangan syariah merupakan sebuah kebijakan yang perlu diimplementasikan untuk dapat terus bersaing di era yang serba cepat dan mudah saat ini.
"Pangsa pasar keuangan syariah baru sekitar 10 persen dari keuangan nasional. Ini perlu dukungan masyarakat luas termasuk kaum santri untuk terus dikembangkan. Kita perlu memanfaatkan digitalisasi yang bisa memudahkan akses keuangan, tapi dengan tetap menjaga manajemen risiko supaya tetap dapat menjaga untuk perlindungan masyarakat," tandasnya.
Edukasi dan literasi keuangan syariah, juga penting untuk terus ditingkatkan agar pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah semakin baik. Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan syariah hasil survei 2022 masing-masing 9,14 persen dan 12,12 persen. Kegiatan ini dihadiri secara luring dan daring oleh sekitar 1.000 santri dan mahasiswa.
Baca Juga: 102 Klenteng di Magelang Ikuti Jutbio
Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Abdur Rozaki, Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia K.H. Ahmad Sugeng Utomo, Plh. Kepala Perwakilan BI DIY Agung Budilaksono, Senior Vice President Bank Syariah Indonesia Joni Haryanto, Wakil Ketua Klaster Syariah AFPI Chairul Aslam, Deputi Direktur Inklusi Keuangan Syariah KNEKS Eka Jati R. Firmansyah.
“Saya sebagai ketua pembina santripreneur merasa ini bagian penting dari kita mencatatkan sejarah terkait inklusi dan keuangan syariah. Semoga dengan acara ini ada peningkatan pemahaman terkait literasi dan inklusi keuangan syariah bagi kita semua,” ujar
Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia KH. Ahmad S. Utomo.
Untuk mengoptimalkan implementasi temu bisnis antara santri UMKM, mahasiswa dan Industri Jasa Keuangan Syariah, dilakukan sesi workshop dan sharing session dengan menghadirkan penggerak inklusi keuangan dari Young Entrepreneurs Academy dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). (Ira)