ekonomi

Optimisme Pemulihan Ekonomi DIY Masih Berlanjut Pada 2022

Senin, 27 Desember 2021 | 20:37 WIB
Dari kiri: Wawan, Ahmad, Bogat dan Bekti. (fira nurfiani)

BANTUL, KRJOGJA.com - Bank Indonesia (BI) tetap optimis pemulihan ekonomi masih akan terus berlanjut pada 2022 dan memproyeksikan ekonomi DIY pada akhir 2021 tumbuh pada kisaran 5,4 hingga 6,2 persen (yoy).

Sementara dari sisi capaian inflasi DIY 2021 diperkirakan masih rendah pada kisaran 1,6 sampai 2,0 persen (yoy). Melihat potensi dan risiko ekonomi yang dihadapi DIY kedepan, BI pun meyakini pada 2022 ekonomi DIY akan tumbuh pada level moderat di kisaran proyeksi 4,8 hingga 5,8 persen (yoy). Sedangkan inflasi kami perkirakan berada pada kisaran 2,9 sampai 3,3 persen (yoy)

Plt. Kepala BI DIY Miyono mengatakan berdasarkan hasil evaluasi kinerja ekonomi DIY di sepanjang 2021 ini, pihaknya menilai perbaikan ekonomi DIY telah berada di jalur yang tepat, bahkan lebih baik dari perkiraan semula. Memperhatikan beberapa kondisi ekonomi terkini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada akhir 2021 akan tumbuh pada kisaran 5,4-6,2 persen (yoy), lebih tinggi dari ekspektasi semula dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi DIY ini akan menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa.

" Kami meyakini kondisi DIY akan semakin baik pada 2022, utamanya di bidang penanganan pandemi Covid-19 maupun perekonomian. Pada 2022 kami tetap optimis bahwa pemulihan ekonomi masih akan terus berlanjut. Faktor utamanya adalah mobilitas manusia yang diperkirakan semakin meningkat. Beberapa event besar juga akan kembali diselenggarakan secara luring. Meski demikian, kita semua tidak boleh lengah sedikitpun, dikarenakan ke depan masih banyak tantangan yang harus dihadapi," katanya dalam Diskusi Ekonomi Terbatas  Akhir Tahun 'Prospek Ekonomi, Bisnis dan Keuangan 2022' kerjasama ISEI DIY, KADIN DIY, BI DIY, OJK DIY, KAFEGAMA DIY dan SKH Kedaulatan Rakyat di Warung Sate Klathak Joss Jalan Imogiri Barat Bantul, Senin (27/12/2021).

Miyono menyampaikan berkaca pada pandemi, sinergi dan inovasi menjadi kunci pemulihan ekonomi DIY. Berkaitan dengan itu, sebagai bagian dari ekosistem sosial-ekonomi di DIY, BI senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam memajukan ekonomi DIY. Komitmen BI DIY tercermin dari berbagai program kolaborasi pentahelix dengan berbagai pihak selama ini.

" Tantangan utama yang perlu diwaspadai, yaitu pandemi Covid-19 yang belum usai dimana mutasi virus Covid-19 masih terus terjadi sehingga kita tidak boleh lengah. Kedua, kondisi ekonomi global masih tidak menentu yang berpotensi mendorong imported inflation. Ketiga, daya beli masyarakat perlu terus dijaga, sejalan dengan stimulus pemerintah yang mulai dikurangi pada 2022," tuturnya.

Kepala OJK DIY Parjiman yang akrab disapa Jimmy menyampaikan kinerja industri jasa keuangan, khususnya perbankan di DIY likuiditasnya melimpah tahun ini, bahkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh  7,28 persen (yoy) di DIY per Oktober 2021. DPK mulai dikeluarkan untuk ekspansi kredit pada triwulan IV 2021, sebelumnya masih banyak perbankan yang menahan DPK-nya triwulan III 2021. Sehingga penyaluran kredit di DIY dilaporkan mengalami peningkatan tumbuh 5,4 persen (yoy) per Oktober 2021.

" Kami memperkirakan kredit secara nasional akan tumbuh sekitar 6 persen pada 2021. Dari rencana bisnis bank 2022, optimis akan tumbuh lebih dari 8 persen. Likuiditasnya melimpah karena dilihat dari LDR-nya, jadi DPK yang disalurkan ke kredit berkisar 61 persen dan NPL-nya atau kualitas kreditnya cenderung meningkat menjadi 3,23 persen di DIY pada tahun ini," tuturnya.

Jimmy menyatakan hal tersebut menandakan kondisi kredit belum begitu membaik seiring masa pandemi Covid-19 yang diperkirakan juga belum berakhir pada 2022. Untuk itu, OJK masih memperpanjang kebijakan restrukturisasi kredit sampai Maret 2023. Hal ini merupakan kesempatan bagi industri jasa keuangan dan sektor riil menata kembali likuiditas yang dimiliki guna memberikan kesempatan agar sektor riil menata kembali usahanya dan siap memperoleh fasilitas kredit kembali periode mendatang.

"Jadi kami masih memberikan kesempatan agar ini bisa dimanfaatkan sektor perbankan, karena terkait kualitas kredit. Demand dari sektor riil belum begitu muncul, karena perbankan sangat tergantung dari industri. Selain itu, kepercayaan perbankan terhadap sektor riil juga masih penuh tanda tanya.  Ke depan, sesuai yang direncanakan BI juga, industri perbankan mengucurkan kredit minimal 30 persen pada 2024 mendatang secara nasional. Jadi OJK banyak meminta perbankan untuk menyalurkan kredit kepada sektor UMKM yang disesuaikan dengan ciri khas perbankan itu sendiri," terangnya.

Wakil Ketua Umum KADIN DIY Bidang Keuangan, Perbankan, Keuangan Syariah dan Pasar Modal DIY Wawan Harmawan menuturkan pelaku sektor riil yang ekspor cenderung mengalami penurunan di akhir tahun. Pelaku usaha sendiri jika tidak ada perbaikan bisnis, contohnya penurunan level PPKM di DIY maka kondisinya akan memprihatinkan dan parah karena kemampuan membayar sudah tidak ada sehingga terjadi peningkatan NPL. Pengusaha pun sudah membutuhkan kucuran pembiayaan sehingga kredit mulai naik. Industri pariwisata di DIY kini mulai bergerak, dampaknya sangat tinggi seiring tingginya mobilitas.

" Melihat kondisi tersebut, pengusaha seharusnya mulai ganti gaya atau sudah harus new era benar-benar bikin terobosan inovasi baru sehingga bisa bertahan. Kami sangat yakin jika kondisi perekonomian DIY seperti akhir Desember 2021 ini akan membaik naik sampai tahun baru, ini efek dari protokol kesehatan dan penurunan kasus Covid-19. Potensi industri pariwisata dan industri kreatif sangat tinggi, harapan kami bisa menjadi pemicu bagi usaha lain yang bisa mengangkat ekonomi daerah setempat pada 2022 nantinya," papar Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) DIY ini.

Halaman:

Tags

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

APP dan Gama Multi Group UGM Sediakan Hunian Mahasiswa

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:09 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB