KRjogja.com - BANTUL - Ekonomi DIY triwulan I 2025 yang diukur dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,11 persen year on year (yoy). Pertumbuhan ini mengalami akselerasi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy).
Plt. Kepala BPS DIY Herum Fajarwati mengatakan ekonomi DIY triwulan I 2025 terhadap triwulan I.2024 tumbuh sebesar 5,11 persen (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,33 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 4,80 persen.
"Perekonomian DIY triwulan I 2025 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp50,95 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp32,25 triliun," ujar Herum dikantornya, Senin (5/5/2025).
Baca Juga: Dua Pengedar Sabu Ditangkap di Grogol, Satu Ternyata Residivis
Sedangkan ekonomi DIY triwulan I 2025 terhadap triwulan sebelumnya, kata Herum umengalami pertumbuhan sebesar 0,97 persen (q-to-q)). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 41,66 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen PKRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 0,69 persen.
Struktur ekonomi DIY t2025 didominasi Lapangan Usaha Industri Pengolahan, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta Penyediaan Akomodasi & Makan Minum, dengan kontribusi masing-masing 11,99 persen, 11,89 persen, dan 10,65 persen. "Sementara dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi dengan kontribusi 61,22 persen, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto 32,55 persen, dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12,80 persen,' imbuh Herum.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Pada Triwulan I Tahun 2025 Sebesar 4,87 Persen
Herum menyatakan pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I 2025 (yoy) menempati posisi tertinggi kedua setelah Banten, dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa. Peningkatan produksi pertanian, beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang masih berjalan, serta momen Ramadan dan meningkatnya kunjungan wisatawan saat liburan hari raya Idul Fitri turut menggerakkan pertumbuhannya ekonomi tersebut. (Ira)