- Siapkan Rencana Trading yang Jelas
Sama halnya seperti di pasar spot, penting untuk memiliki rencana trading yang jelas saat melakukan perpetual trading. Rencana ini harus mencakup tujuan keuntungan serta strategi untuk keluar dari pasar ketika pergerakan harga tidak sesuai harapan.
Saat menyusun rencana trading, penting untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi. Hal ini berarti kamu tidak boleh membiarkan rasa takut atau keserakahan membuatmu menahan posisi yang merugi terlalu lama atau mengambil keuntungan terlalu cepat.
Buatlah berbagai parameter dan target harga yang didasarkan pada analisis sebelum membuka posisi. Masalah lain dalam merencanakan trading adalah komitmen yang kurang dari trader dalam melaksanakan rencana mereka.
Banyak trader yang menggunakan “mental stops”, menetapkan target harga dalam pikiran mereka untuk menutup posisi. Namun, dalam praktiknya, “mental stops” seringkali diabaikan dan berpotensi menyebabkan kerugian yang lebih besar.
Saat merancang rencana trading, pastikan untuk memasukkan alat manajemen risiko seperti bracket orders agar hasil trading bisa lebih optimal. Bracket order biasanya mencakup stop loss dan take profit order.
Misalnya, jika kamu membeli ETH dengan harga $2.500, dengan bracket order kamu bisa mengatur stop loss di $2.250 dan take profit di $3.000. Dengan cara ini, kamu dapat membatasi kerugian maksimum sebesar $250 sementara target keuntungan adalah $500.
- Ambil Waktu untuk Beradaptasi
Jika kamu adalah seorang pemula dalam perpetual trading, jangan terburu-buru. Hindari membuka banyak posisi saat baru memulai. Kesalahan umum lainnya adalah langsung menggunakan semua modal untuk membuka satu atau lebih posisi sekaligus.
Sebaiknya, awali dengan modal yang lebih kecil dan pilih tingkat leverage yang rendah untuk mempermudah proses belajar. Kekalahan di dalam trading adalah hal yang tak terhindarkan. Oleh karena itu, penting untuk tidak membuka terlalu banyak posisi atau menggunakan modal yang terlalu besar.
Dengan modal besar, satu atau dua hasil buruk bisa membuatmu kehilangan semua modal yang dimiliki. Memiliki banyak posisi juga berarti memerlukan lebih banyak perhatian dan dapat meningkatkan tekanan.
Sebaiknya mulailah trading dengan perlahan. Selama proses ini, pelajari terlebih dahulu mekanisme dan dinamika dalam perdagangan perpetual. Selain itu, coba berbagai strategi dan metode sampai menemukan yang paling efektif. Setelah itu, barulah pertimbangkan untuk meningkatkan modal dan penggunaan leverage.
- Selalu Berpikir dari Dua Sisi
Umumnya, trader merasa lebih bersemangat untuk bertransaksi ketika pasar sedang mengalami tren kenaikan. Namun, ketika pasar berbalik, mereka cenderung menjauh sampai keadaan membaik. Namun, penting untuk diingat bahwa pasar perpetual juga menawarkan kesempatan untuk meraih keuntungan, meskipun dalam kondisi bearish.
Jika trader tidak mempertimbangkan kedua arah, mereka bisa kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan membuka posisi short. Selain menangkap peluang, trader juga harus memiliki kemampuan analisis yang baik untuk memahami tren koreksi.
Namun, penting diingat bahwa melakukan shorting membawa resiko tinggi karena secara teori, tidak ada batasan untuk kenaikan harga.
- Belajar dari Margin Calls
Di dalam trading perpetual, terdapat fitur yang disebut margin calls. Jika seorang trader mengalami margin call, hal ini mungkin disebabkan oleh penahanan posisi merugi terlalu lama. Margin calls dapat dianggap sebagai pengingat bahwa posisi yang diambil sudah tidak sesuai dengan rencana lagi.
Untuk mengatasi masalah ini, trader bisa menambah margin mereka untuk mengurangi tingkat penggunaan margin. Namun, langkah ini sebenarnya bukan pilihan yang ideal. Masih ada kemungkinan, setelah menambah margin, tren tidak juga berbalik. Dalam kasus terburuk, tren dapat terus berlanjut dan trader kembali terkena margin call.