Krjogja.com - Belakangan ini ramai di media sosial, klaim “air pegunungan” dari merek AQUA kembali diperdebatkan. Padahal secara ilmiah, sumber air yang digunakan memang berasal dari kawasan pegunungan — hanya saja diambil dari lapisan dalam untuk menjaga kemurniannya.
Beberapa hari terakhir, perbincangan tentang sumber air AQUA memanas di media sosial seputar klaim “air pegunungan” yang digunakan dalam iklan AQUA. Menurut mereka, air yang diambil melalui pengeboran bukanlah air pegunungan, melainkan air tanah.
Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya tepat.
Para ahli hidrogeologi menjelaskan bahwa air tanah dalam di kawasan pegunungan justru merupakan bagian dari sistem air pegunungan yang terlindung secara alami.
Berikut lima fakta ilmiah tentang sumber air AQUA yang kerap disalahpahami publik.
1. Air AQUA Berasal dari Kawasan Pegunungan, Bukan dari Air Permukaan
Pabrik-pabrik AQUA dibangun di kawasan pegunungan yang memiliki cadangan air tanah dalam (deep groundwater) berkualitas tinggi.
Air ini tidak diambil dari sungai, danau, atau mata air terbuka — melainkan dari lapisan batuan dalam yang terlindung dari cemaran permukaan.
Lapisan batuan di pegunungan berfungsi seperti filter alami. Air yang disimpan di dalamnya merupakan hasil penyaringan dari air hujan yang meresap perlahan selama puluhan tahun.
Dengan kata lain, meskipun diambil bukan langsung dari permukaan, secara ilmiah air tersebut tetap memiliki karakteristik air pegunungan — jernih, seimbang, dan stabil secara mineral.
2. Air Permukaan Pegunungan Bisa Terpapar Cemaran
Air dari sumber terbuka di pegunungan memang tampak bersih, namun berisiko tinggi terpapar pencemar dari aktivitas manusia.
Baca Juga: Terima Lapwas Triwulan III, Menag Minta Itjen Perkuat Fungsi Early Warning
Ahli hidrogeologi menjelaskan bahwa air permukaan dapat mengandung sisa pestisida dari lahan pertanian, limbah rumah tangga, atau bahkan kotoran hewan.
Selain itu, air permukaan sering kali bersinggungan dengan sumber air publik seperti irigasi dan kebutuhan domestik warga sekitar, sehingga tidak bisa dijadikan bahan baku air minum dalam kemasan tanpa perlindungan tambahan.