INDUSTRI batik di Yogyakarta tak ada habisnya. Tiap tahunnya selalu muncul pembaruan teknik dan motif batik yang mampu menarik wisatawan mancanegara dan lokal ke Yogyakarta. Salah satu yang mulai menarik perhatian adalah kaos batik lukis Kapalatama di Desa Bangunjiwo, Bantul. Di bengkelnya, Bawep Kapalatama, seorang diri menemukan teknik batik lukis yang lain dari pakem batik dunia. Tekniknya ini mendapat banyak apresiasi dari wisatawan mancanegara yang datang ke Yogyakarta setelah mengetahui info Kapalatama melalui media sosial Instagram.
"Sekarang saya enggak bisa bangun siang. Soalnya setiap pagi ada saja teman-teman yang datang buat belajar bikin kaos batik lukis entah mahasiswa ISI atau mahasiswa asing juga wisatawan. Biasanya sampai sore dan ada yang menginap di sini. Senang juga rasanya apa yang saya lakukan bisa berefek pada pariwisata di Yogya," kata Bawep lalu terkekeh ditemui di bengkelnya, Selasa (18/10/2016).
Keunikan dari kaos batik lukisnya adalah pemilihan desain mendadak yang kekinian. Motifnya abstrak dan tidak seperti motif batik pada umumnya. Sambil ngobrol santai, Bawep mempraktikkan teknik pembuatan kaosnya. Pertama ia melukis di kaos dengan canting. Setelah desain jadi, bidang ruang pun diwarnai menggunakan kuas dan cat. Ada yang desainnya abstrak garis horisontal dengan bidang warna biru tua laiknya langit malam, ada juga yang bergaya psychedelic 60-an.
"Setelah ini kaos yang sudah jadi dikunci biar warnanya enggak keluar. Habis itu dicuci, dijemur, lalu dicanting lagi dan diwarnai lagi. Dikunci lagi terus terakhir dilorot lalu tunggu kering saja," bebernya.
Tidak hanya di kaos, ia juga melukisnya di jarik atau tas. Perupa jebolan ISI ini menjelaskan proses membatik Kapalatama sebenarnya sama seperti teknik lainnya. Namun perlu teknik khusus untuk melukis desain dari ide yang ada dalam kepalanya dengan canting. "Saya sih seringnya mendadak. Konsepnya ada pas melukis langsung itu. Tapi buat mahasiswa dan wisatawan yang lagi workshop di sini saya bebaskan saja mau konsep dulu boleh, mau langsung boleh," katanya yang lalu membantu wisatawan mewarnai desain.
Kapalatama mulai diseriusi Bawep sekitar dua tahun lalu. Hingga kini dia konsisten sendirian dalam menjalankan usaha batiknya. Setiap hari dia bisa menyelesaikan lima desain kaos batik lukis. Namun beberapa waktu terakhir belum bisa dilakukannya lantaran banyak teman mahasiswa baru atau luar negeri yang berbondong-bondong ke bengkelnya. "Mimpi saya, suatu hari ini bisa punya bengkel yang lebih luas lagi dan punya toko. Terus Kapalatama bisa jadi salah satu ke-khasan Yogyakarta," harapnya.(Des)