Puasa Mencerahkan Perilaku

Photo Author
- Sabtu, 27 Mei 2017 | 07:37 WIB

HARI ini umat Islam memulai berpuasa Ramadan. Puasa bagi setiap muslim merupakan "riyadhah sanawiyah", yakni proses olah-ruhani tahunan yang bersifat transformatif untuk pendidikan mengubah perilaku secara fundamental. Orang berpuasa terlatih dirinya menjadi insan dewasa yang kuat ruhaninya sekaligus tercerahkan perilakunya.

Setiap muslim yang berpuasa mendidik diri agar mampu menahan diri dari makan, minum, dan pemenuhan nafsu biologis sejak terbit matahari sampai maghrib tiba. Artinya, setiap hari selama sebulan, jiwa dan tubuhnya digembleng untuk menjadi manusia tahan banting dari tiga nafsu inderawi sehingga menjelma menjadi insan yang bertaqwa.

Tujuan puasa memang membentuk insan bertaqwa sebagaimana firman Allah dalam Alquran, yang artinya sebagai berikut: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa" (QS Al-Baqarah: 183).

Makna pertama dari "la'allakum tattaqun" dikaitkan langsung dengan fungsi puasa. Bahwa setiap muslim harus "berhati-hati, waspada, dan menahan diri" dari makan, minum, dan pemenuhan hasrat biologis agar tidak berlebihan. Secara filosofis agar setiap Muslim mampu mengendalikan diri terhadap segala pesona dunia, serta menjadikan dunia sebagai jalan lurus menuju akhirat.

Makna yang kedua ialah puasa "membentuk diri insan bertaqwa" sebagaimana pandangan banyak mufasir. Bahwa selama sebulan lamanya dan sesudahnya mereka yang berpuasa terus menggembleng diri sehingga menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa, yakni sosok insan beriman dan beramal kebajikan serbautama (QS Al-Baqarah: 177).

Orang-orang bertaqwa itu memiliki habluminallah dan habluminannas yang intens dan harmoni. Mereka berjiwa bersih, jujur dan amanah, cerdas dan maju, serta bertindak serba positif yang membawa kemaslahatan hidup bagi diri dan lingkungannya. Mereka adalah sosok pemakmur dan bukan perusak bumi.

Orang bertaqwa memiliki perisai diri yang kokoh. Mereka tidak akan korupsi,  jahat, menyimpang, dan berbuat kemunkaran meskipun ada peluang yang leluasa.  Manakala menjadi pemimpin dan elite negeri, mereka jujur dan amanah, serta berkomitmen kuat untuk menyejahterakan rakyat dan membangun negara menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Awal Bulan Syawal Kenapa Kita Bertakbir?

Minggu, 30 Maret 2025 | 22:50 WIB

11 Negara Ini Rayakan Idul Fitri 2025 Hari Ini

Minggu, 30 Maret 2025 | 22:10 WIB

Sinergi 3 Masjid Kuatkan Umat

Selasa, 18 Maret 2025 | 22:55 WIB

Ini 5 Kategori Waktu Pembayaran Zakat Fitrah

Jumat, 7 Maret 2025 | 19:50 WIB

Nih Negara dengan Durasi Puasa Ramadan Terlama

Minggu, 2 Maret 2025 | 13:59 WIB

Awal Ramadan 2025 di 8 Negara Ini Mulai 2 Maret

Minggu, 2 Maret 2025 | 13:23 WIB
X