Menurut UAH, orang yang benar-benar sukses menjalani Ramadhan akan terlihat dari kualitas takbirnya saat Idul Fitri, yaitu takbir yang penuh makna, bukan hanya sekadar mengikuti kebiasaan atau tradisi.
Baca Juga: Sejarah Hari Film Nasional yang Diperingati Setiap 30 Maret
Orang yang hanya menahan lapar dan haus selama Ramadhan tanpa memahami makna ibadah tersebut, menurut UAH, cenderung akan bertakbir tanpa kesadaran, hanya ikut-ikutan tanpa merasakan keagungan Allah.
Sementara itu, orang yang sukses menjalani pendidikan Ramadhan akan merasakan getaran dalam takbirnya, merasakan bahwa dirinya telah semakin dekat dengan Allah, dan menyadari banyak dosa yang telah diampuni.
UAH juga mengingatkan bahwa takbir adalah momentum menyatakan kemenangan atas hawa nafsu yang berhasil ditundukkan selama sebulan penuh dalam Ramadhan. Dirinya menegaskan, jika takbir hanya menjadi kebiasaan yang kosong tanpa makna, maka tujuan utama dari puasa dan Idul Fitri akan hilang, hanya sebatas rutinitas tahunan tanpa perubahan diri.(*)