Krjogja.com - KESERAHAKAN akan kekuasaan yang berujung rebutan tahta di Kerajaan Singasari bisa dijadikan bahan edukasi dan menjadi kaca benggala kehidupan sekarang ini. Rasa dendam dan iri, dengki yang tertanam kuat akan mengakibatkan peristiwa yang mengerikan.
Demikian juga dengan cerita perebutan tahta di Kerajaan Singasari pasca meninggalnya Ken Arok, sekitar tahun 1247 Masehi.
Raja Singasari yang kedua yakni Anusapati yang juga anak Ken Dedes istri pertama Ken Arok berhasil duduk di kursi tertinggi Singasari.
Namun karena kekuasaan yang diperolehnya dengan cara membunuh, rupanya membuat Anusapati tidak tenang dan gelisah meski kekuasaan di tangannya. Ia khawatir dengan saudara tirinya (anak-anak) yang lahir dari istri selir Ken Arok yaitu Ken Umang.
[crosslink_1]
Bagaimana tidak? anak Ken Arok dari perkawinannya dengan Ken Umang sebut istri kedua, yakni bernama Tohjaya pun menaruh curiga atas kematian Ken Arok yang dibunuh oleh seorang abdi dengan alasan ngamuk di tempat jamuan makan. Ini tidak masuk akal.
Dikutip dari beberapa literasi kisah dan sejarah yang dirangkum KRjogja.com menyebutkan langkah yang dilakukan Anusapati untuk menjaga dirinya dan rasa gelisah dan cemas ini, ia memperketat keamanan dan pengawalan.
Raja Singasari anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung ini, dihantui rasa ketakutan dalam kesehariannya.
Waktu terus berlalu dan rupanya teka-teki terbunuhnya Ken Arok tercium oleh Tohjaya anak Ken Arok dan Ken Umang. Rasa sakit hati dan ingin balas dendam terus dilakukan oleh Tohjaya.
Taktik Melalui Sabung Ayam
Dari buku babad Majapahit dituliskan kegemaran Anusapati adalah sabung ayam (adu ayam). Tohjaya pun mencari kesempatan untuk mengajak kakak tirinya itu keluar dari istana untuk adu ayam.
Akhirnya, Anusapati hilang kewaspadaan dan dengan senang hati ia menuruti ajakan adik tirinya tersebut. Dengan menyelipkan keris di pinggangnya, Anusapati berangkat.
Saat Anusapati lengah, asyik melihat yang bertarung, Tohjaya pun dengan cepat mengambil dan menarik keris di pinggang Anusapati lalu dengan cepat ia menusuk tubuh kakak tirinya tersebut.
Peristiwa pembunuhan ini konon terjadi pada tahun 1249 masehi satu tahun Anusapati menjadi Raja Singasari.
Selanjutnya, Tohjaya pun naik tahta menggantikan kakak tirinya, sebagai Raja Ketiga Singasari, dan apakah masih ada pergolakan yang berdarah lagi dalam perjalanan Kerajaan Singasari? (Sus)