Krjogja.com - Masyarakat tanah air baru saja berduka dengan kepergian Raja Surakarta Pakubuwana XIII. Rasa duka itu tentu wajar, mengingat raja-raja Surakarta memang masyhur sebagai begawan produktif.
Sebut saja nama Pakubuwana IV. Memperbincangkan karya-karyanya bahkan seakan tak kenal kata habis.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Makanan dan Minuman yang Memicu Kanker
Sebagai seorang narendra Kasunanan Surakarta, ia memiliki minat yang luas terhadap berbagai bidang ilmu.
Serat Cipta Waskita yang ia karang merupakan bukti perhatiannya terhadap bidang tasawuf, sebuah kajian sufistik religius yang dikenal dalam agama Islam.
Ilmu tasawuf yang diterapkan Pakubuwana IV menitikberatkan pada tergapainya kebahagiaan di dunia serta keselamatan di akhirat.
Baca Juga: Bawaslu Bantul Gandeng Komunitas Motor Untuk Pengawasan Partisipatif
Keduanya dapat dicapai dengan cara memaksimalkan kehidupan di dunia sebagai ladang kebajikan atau "darmaning agesang".
Mengenal Serat Cipta Waskita
Serat Cipta Waskita merupakan satu dari sekian karya Pakubuwana IV, raja Kasunanan Surakarta yang memerintah dari tahun 1788 hingga 1820.
Menurut M. Muslich (2007), Serat Cipta Waskita merupakan bukti konkrit hasil perpaduan budaya Islam dan Jawa.
Serat ini digolongkan sebagai karya sastra Jawa klasik yang banyak mengupas aspek religius, akal manusia, serta peradaban.
Secara umum, ajaran dalam Serat Cipta Waskita beraksentuasi pada kewaskitaan batin, kehalusan budi, serta ketajaman nalar.
Seseorang dapat mencapai ketiga hal tersebut melalui proses penghayatan mendalam akan hakikat kehidupan dan kematian.