historia

Bandara, ‘Bendara’dan Bendera

Sabtu, 4 Februari 2017 | 09:52 WIB

Dalam hal demikian, kekuatan-kekuatan lokal dalam masyarakat perlu berhimpun dan menyusun kebersamaan untuk merespons secara kreatif dan produktif atas keberadaan pembangunan dan operasional NYIA. Satu hal penting adalah, penyusunan taktik strategis implementatif, yang secara kebudayaan mampu membangun peradaban baru masyarakat ‘terdampak NYIA’, tidak sebatas warga yang terkena langsung ganti untung pelepasan lahan.

Jika demikian halnya, maka, keberadaan NYIA yang berdampingan dengan Tanjung Adikarto, sebagai ‘bandaran agung’ akan berfungsi tidak hanya sebagai bandara, melainkan juga bendara (tuan) yang ngayomi-ngayemingayani. Sekaligus bendera, yang dikerek tinggi di tiang pancang, terus berkibar-kibar berteriak nyaring menyuarakan jatidiri bangsa merdekaberdaulat. Bendara yang berbendera. Menjadi tuan di negeri sendiri.

(Purwadmadi. Pemerhati dan penulis seni-budaya. Artikel ini dimuat Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat, Sabtu 4 Februari 2017)

Halaman:

Tags

Terkini

21 November, Selamat Hari Ikan Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 17:30 WIB

Sejarah Majapahit dalam Serat Babad Tanah Jawi

Kamis, 6 November 2025 | 17:30 WIB

22 Oktober, Hari Santri Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Gerakan 30 September, Sejarah Kelam Indonesia

Selasa, 30 September 2025 | 12:10 WIB

Pejuang Emansipasi Wanita, Siapakah Kartini?

Senin, 21 April 2025 | 08:30 WIB