KRjogja.com - Kaum muslimin berdasar catatan sejarah dua kali hijrah ke negeri Habasyah. Habasyah atau Abyssinia kini dikenal sebagai negara Ethiopia--sebuah kerajaan di daratan benua Afrika.
Hijrah para sahabat ini, disebabkan teror dari Kaum kafir Qurausy yang dihadapi kaum muslimin di Makkah pada awal kenabian. Tak hanya teror namun juga siksaan yang teramat berat yang dihadapi.
Baca Juga: Hari Bumi 2025: Menyelami Kearifan Lokal dan Konstitusi untuk Menyelamatkan Dunia
Rasulullah kemudian memerintahkan pada sahabat untuk hijrah ke Habasyah. Disana ada raja yang adil dan melindungi. Raja Habasyah, para pemimpin dan rakyat Habasyah yang kini disebut pula dengan Eritrea adalah beragama Nasrani.
Dr Akram Dhiya Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah, umat Islam hijrah ke Habasyah sebanyak dua kali. Hijrah pertama terjadi pada bulan Rajab tahun ke-5 sejak Nabi Muhammad diutus sebagai rasul.
Ada sebelas orang laki-laki dan empat orang wanita yang ikut dalam hijrah ini. Mereka berangkat dengan berjalan kaki menuju pantai, kemudian mereka menyewa perahu dengan tarif setengah dinar.
Baca Juga: Posisi Duduk yang Salah Bisa Memicu Saraf Kejepit, Berikut Penjelasan dari PAFI Kabupaten Brebes
Hijrah ke Habasyah yang kedua lebih dari delapan puluh orang laki-laki. Sementara menurut Ibnu Jaria jumlah mereka sebanyak delapan puluh dua laki-laki, belum termasuk wanita dan anak-anak. Ada yang mengatakan, jumlah kaum wanitanya dua belas orang.
Pada hijrah pertama ikut dalam rombongan Ummu Salamah (istri Nabi SAW).
Ia menggambarkan suasana di Makkah yang membuat Hijrah ke Habasyah.
"Pada waktu itu kami sudah merasa tidak betah lagi tinggal di Makkah. Para sahabat Rasulullah SAW sama disakiti dan diteror lahir batin. Mereka melihat fitnah yang dapat mengancam agama mereka.
Sementara Rasulullah SAW sendiri tidak mampu melindungi mereka dari ancaman-ancaman tersebut, meskipun secara pribadi beliau aman karena terlindungi oleh kharisma paman dan kaumnya sehingga penderitaan yang menimpa mereka tidak menimpa beliau.
Menghadapi kenyataan seperti itu beliau bersabda kepada mereka, 'Sesungguhnya di negeri Habasyah ada seorang raja yang sangat adil. Tidak ada seorang pun yang berniat berbuat zalim di dekatnya. Pergilah ke negeri itu sampai Allah berkenan memberikan kegembiraan dan jalan keluar dari penderitaan yang tengah kalian alami ini.'
Kami lalu berangkat ke negeri tenebut secara berkelompok-kelompok sehingga akhirnya kami semua dapat berkumpul di sana. Kami tinggal di tempat yang baik, dengan tetangga yang baik pula dalam keadaan aman.