historia

Trah Sultan HB II Sebut Peristiwa Penyerangan Inggris ke Keraton Yogyakarta 1812 sebagai Kejahatan Kemanusiaan ​

Rabu, 12 November 2025 | 14:18 WIB
Kraton Yogyakarta

Fajar Bagoes mengungkapkan saat ini pihak Keturunan (Trah) Sri Sultan HB II akan mengambil langkah serius untuk membawa kasus perampasan saat Geger Sepehi 1812 ke Mahkamah Internasional. Keputusan ini diambil setelah tiga kali surat yang dilayangkan kepada Kerajaan Inggris melalui Kedutaan Besar Inggris di Jakarta tidak mendapatkan balasan yang jelas terkait pertanggungjawaban, permohonan maaf, dan pengembalian aset asli.

Baca Juga: Jelang Hari Guru, 101.786 Guru Madrasah dan Pendidikan Agama di Sekolah Lulus PPG

Fajar Bagoes Poetranto mengapresiasi penyerahan 75 dan 120 manuskrip dalam bentuk digital baru-baru ini oleh Dubes Inggris kepada Keraton Yogyakarta, Trah Sultan HB II menegaskan tuntutan utamanya yakni Pengembalian Fisik (Asli) serta Hak Intelktual Kepemilikan. "Manuskrip harus dikembalikan dalam bentuk aslinya, bukan digital. Kami Menuntut pengembalian seluruh ±7.000 manuskrip serta harta benda lainnya, termasuk emas," jelasnya.

Tuntutan paling mendesak saat ini adalah agar Kerajaan Inggris bertanggung jawab dan secara resmi meminta maaf kepada anak dan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II atas peristiwa Geger Sepehi 1812. Mengenai manuskrip kuno dan kekayaan intelektual lain yang dijarah Inggris pada peristiwa Geger Sepehi 1812, pihak Trah Sultan HB II menegaskan bahwa penjarahan Keraton Yogyakarta oleh pasukan Inggris di bawah pimpinan Thomas Stamford Raffles pada 1812 tidak hanya menyasar harta benda, tetapi juga kekayaan intelektual Keraton, terutama ribuan naskah kuno (manuskrip) yang tersimpan di perpustakaan Keraton.

​Jumlah dan lokasi manuskrip diiperkirakan lebih dari 7000 manuskrip milik Keraton Yogyakarta dijarah. Sebagian besar manuskrip ini saat ini tersimpan di British Library (Perpustakaan Inggris) di London. Sebagian kecil juga tersebar di berbagai institusi di Eropa, termasuk Perpustakaan Universitas Leiden di Belanda.

​Kemudian jenis dan Isi Manuskrip yang dijarah pun sangat beragam, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan, sejarah dan kebudayaan Jawa Kuno. Beberapa kategori dan judul penting meliputi: Babad Sepehi (ditulis oleh Pangeran Mangkudiningrat, putra HB II), Babad Mataram, Babad Pajajaran, Archive of Yogyakarta vol. 2, 3, 4. Catatan otobiografi dan kronologis tentang peristiwa Geger Sepehi, silsilah raja-raja, dan sejarah kerajaan di Jawa.

Baca Juga: SMP Muhammadiyah 1 Prambanan Kembangkan Talenta Muda Lewat Musaprafest#1

Kemudian Ajaran & Filosofi Teaching of Sultan HB I (400 halaman), Serat Pustaka Surya Raja, Sandi Sastra. Naskah filosofis yang berisi ajaran tentang pemerintahan, etika, dan nilai-nilai luhur kehidupan Jawa. Naskah ajaran Sultan HB I sangat penting untuk memahami tatanan Keraton.

Kemudian Serat Jaya Lengkara Wulang, Menak Amir Hamza, Serat Rama, Arjuna Sasrabahu, Carita Yusup, Carita dadine Bumi Selangit, Teks-teks sastra klasik, epik kepahlawanan, cerita wayang, dan narasi mitologi. Juga ada Serat Nawawi, Serat Anbiya, Caritanya Nabi Muhammad berupa Naskah-naskah keagamaan yang memuat ajaran Islam dan kisah para nabi.

Ilmu Pengetahuan yakni Pawukon (kalender Jawa dan penentuan hari baik/buruk), Primbon collection, naskah-naskah kedokteran dan metalurgi. Koleksi ilmu pengetahuan tradisional yang menjadi sumber kearifan lokal.

"Trah Sultan HB II berharap Inggris dapat mencontoh langkah Pemerintah Belanda yang telah melakukan pengembalian/claming benda-benda bersejarah yang diambil dari Indonesia," pungkas Fajar Bagoes. (Fxh)

 

 

Halaman:

Tags

Terkini

21 November, Selamat Hari Ikan Nasional

Jumat, 21 November 2025 | 17:30 WIB

Sejarah Majapahit dalam Serat Babad Tanah Jawi

Kamis, 6 November 2025 | 17:30 WIB

22 Oktober, Hari Santri Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 09:50 WIB

Gerakan 30 September, Sejarah Kelam Indonesia

Selasa, 30 September 2025 | 12:10 WIB

Pejuang Emansipasi Wanita, Siapakah Kartini?

Senin, 21 April 2025 | 08:30 WIB