Krjogja.com - BANTUL - 30 persen penduduk Indonesia diperkirakan belum mengenal inklusi keuangan. Pun banyak pelaku UMKM yang belum mengetahui inklusi keuangan.
Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya masyarakat menyimpan uang di rumah. Disimpan di kotak, brankas, bahkan di bawah ranjang.
Karena itu, OJK, Bank Indonesia dan LPS terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Harapannya agar masyarakat semakin memahami informasi tentang menyimpan uang di bank,” kata Kepala Eksekutif LPS, Lana Soelistianingsih kepada wartawan setelah menjadi pembicara pada Acara Inklusi dan Literasi Keuangan 2023 di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, Jumat (12/5/2023).
[crosslink_1]
Ditandaskan Lana, transaksi sekarang ini semakin simpel dan mudah. Ada QRIS yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Menggunakan QRIS untuk transaksi adalah pilihan tepat. Selain aman, juga menguntungkan bagi nasabah.
Dengan realita yang ada inklusi keuangan kepada masyarakat, khususnya para pelaku UMKM, harus dioptimalkan. Harus diyakini, OJK, BI dan LPS merupakan institusi yang menjaga stabilitas keuangan negara.
Sinergitas tiga lembaga ini harus ditingkatkan. Perannya saling melengkapi.
“Masyarakat mengetahui kalau dana simpanan dijamin LPS. Tapi kalau uang tabungan yang dijamin sampai Rp 2 miliar, belum banyak,” ujar Lana. (*)