Krjogja.com - JAKARTA - Peretas dan scammer crypto menghasilkan USD 452 juta pada kuartal I 2023, menurut laporan yang dirilis oleh penyedia antivirus dan aplikasi De.Fi. Pengumuman ini menjadi kabar baik sekaligus buruk. Kerugian kripto ini turun dari USD 1,3 miliar pada kuartal pertama 2022.
Namun, bersamaan dengan itu, tingkat pemulihan juga turun. Menurut laporan tersebut, hampir setengah dari kerugian kuartal ini atau sekitar USD 215 juta terjadi dalam tiga minggu pertama Maret 2023. Eksploitasi Euler Finance dan Bonq DAO memimpin kerugian kuartal ini masing-masing sebesar USD 196 juta dan USD 120 juta.
CoinDeal menyusul dengan kerugian USD 45 juta di tempat ketiga, dan penipu phishing Monkey Drainer berada di urutan keempat senilai USD 16,5 juta. Dari 49 kasus yang diperiksa dalam laporan tersebut, enam serangan flash loan menyumbang kerugian terbesar lebih dari USD 200 juta, dengan Euler Finance mewakili sebagian besar dari total kerugian. Eksploitasi kontrak pintar (smart contract exploits) adalah jenis yang paling umum atau sebanyak 17 insiden.
[crosslink_1]
Keuangan terdesentralisasi (DeFi) hanya menyumbang lima insiden, tetapi mengalami kerugian terbesar hingga USD 336 juta. Melansir Cointelegraph, Minggu (2/4/2023), sebesar USD 130 juta diperoleh kembali dari eksploitasi pada kuartal pertama lalu. Semua uang itu dipulihkan pada Maret dan hampir semuanya atau senilai USD 129 juta dikembalikan oleh peretas Euler Finance.
Pada kuartal pertama tahun lalu, terdapat USD 520 juta yang telah dikembalikan dari USD 1,3 miliar yang hilang, atau 40 persen dari dana yang dicuri, dibandingkan dengan dana kembali yang hanya 28,7 persen pada tahun ini.