YOGYA, KRJOGJA.com - Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan Berlevel pada awal triwulan III 2021 sebagai respon untuk meredam peningkatan kasus Covid-19 menyebabkan perlambatan pada perekonomian DIY. Untuk itu, supaya tidak terjadi perlambatan perekonomian DIY pada triwulan IV 2021 maka perlu mendorong konsumsi baik masyarakat utamanya kelas menengah ke atas maupun belanja pemerintah dan percepatan digitalisasi selama pandemi Covid-19.
Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Miyono mengatakan pertumbuhan ekonomi DIY tertahan lebih dalam mencapai 2,3 persen (yoy) pada triwulan III 2021 yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,8 persen (yoy). Sehingga perlu adanya beberapa upaya dalam mendorong pemulihan ekonomi di DIY khususnya di triwulan IV 2021 nantinya.
"Triwulan terakhir ini harus habis-habisan membelanjakan, dimana anggaran belanja pemerintah harus direalisasikan dengan catatan sesuai dengan perencanaan. Hal ini seiring dengan relaksasi PPKM, konsumsi diharapkan dapat terakselerasi agar dapat menggerakkan roda perekonomian DIY pada triwulan IV 2021," ujarnya di Yogyakarta, Senin (15/11/2021).
Miyono menekankan jangan sampai dalam kondisi seperti ini ada sisa anggaran, meskipun anggaran tersebut sebenarnya kurang dalam kondisi pandemi Covid-19. Anggaran belanja pemerintah mempunyai porsi hanya 17 persen, tetapi fungsi multiplier yang besar. Selain konsumsi atau belanja pemerintah, belanja masyarakat kelas menengah ke atas juga perlu dioptimalkan.
"Jika sampai ada sisa anggaran, saya kira ya kurang baguslah. Jika pemerintah mengeluarkan anggaran untuk membangun jalan, jembatan dan sebagainya maka multipliernya banyak. Jadi mari terutama instansi pemerintah termasuk BI kita genjot realisasi anggaran semaksimal mungkin supaya bisa memberikan dampak positif terutama terhadap konsumsi seiring pelonggaran aturan dalam PPKM level 2 di DIY," tandasnya.
Relaksasi PPKM dimana DIY masih berstatus level 2 membuat mobilitas semakin meningkat sehingga dipastikan memberikan dampak terhadap sektor riil dengan dibukanya destinasi dan banyak digelarnya event. Menurut pandangan Miyono, pandemi Covid-19 di DIY sudah mulai melanda, namun masyarakat tetap harus disiplin protokol kesehatan supaya pandemi bisa menjadi endemi.
"Jadi kita harus berani untuk membuka diri dengan melakukan aktivitas lebih besar, tetapi tetap terukur dan jaga protokol kesehatan. Harus dihilangkan rasa takut dan berani keluar, saya pikir sudah bisa sekarang," imbuh Miyono.
Deputi Kepala Perwakilan BI DIY ini menambahkan tidak hanya mendorong konsumsi, pihaknya juga mendorong percepatan digitalisasi selama pandemi. Salah satu bentuk komitmen BI untuk digitalisasi sistem pembayaran ialah melalui program 12 juta merchant QRIS yang telah tercapai per November 2021, termasuk mampu merealisasikan target merchant QRIS di DIY pada 2021 ini. (Ira)