Public Lecture Maba Universitas Islam As-Syafi’iyah

Photo Author
- Selasa, 6 Oktober 2020 | 23:40 WIB
Firman Wibowo saat mengisi Public Lecture
Firman Wibowo saat mengisi Public Lecture

BEKASI, KRJOGJA.com - BNI Syariah bersama Universitas Islam As-Syafi’iyah menggelar public lecture secara online dengan tema Peranan Perbankan Syariah untuk Pebisnis Pemula Milenial Era Industri 4.0 di Masa Pandemi COVID-19. Dalam public lecture ini, Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo hadir sebagai narasumber.

Dalam webinar yang dihadiri lebih dari 500 peserta, hadir Rektor Universitas Islam As-Syafi’iyah, Masduki Ahmad; Wakil Rektor I, Iffah Budiningsih; Wakil Rektor II, Heri Sukamto; Direktur ITC dan Career Center Universitas Islam As-Syafi’iyah, Bambang Haryanto; Direktur Komunikasi Universitas Islam As-Syafi’iyah, Tubagus Dedi Suwendi Gumelar; Ketua Yayasan Perguruan Tinggi As-Syafi’iyah, Dailami Firdaus. Dari BNI Syariah hadir Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo; Pemimpin Wilayah Jabodetabek Plus BNI Syariah, Azizah Saleh; dan Pemimpin BNI Syariah Cabang Bekasi, Zulfahmi AR.

Dalam webinar, Abdullah Firman Wibowo menjelaskan bagaimana kondisi dunia saat ini diantaranya turbulent, uncertain (ketidakpastian), novel (sesuatu yang besar), ambiguous (ketidakjelasan). Oleh karena itu, milenial harus dapat menghadapi tantangan tersebut dengan bertransformasi, berinovasi, dan kolaborasi.

Lebih lanjut Abdullah Firman Wibowo menyampaikan ekonomi syariah menjunjung transparansi dan mengandung 4 prinsip yaitu halal, berkah, bernilai tambah, serta hasanah. Hal ini yang menjadi landasan BNI Syariah dalam menjalankan kegiatan bisnis.

Melalui webinar ini, BNI Syariah juga ingin mengedukasi milenial mengenai perbankan syariah. Hal ini karena tingkat literasi perbankan syariah di Indonesia masyarakat masih rendah, tercermin dari Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah Indonesia masing-masing 8,9% dan 9,1%.

“Untuk itu, kami berinisiatif untuk datang ke universitas dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi mengenai bisnis keuangan syariah,” kata Abdullah Firman Wibowo. Salah satu penyebab literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah karena umur perbankan syariah yang relatif masih muda yaitu baru sekitar 20 tahun.

Dengan besarnya potensi industri halal di Indonesia, Abdullah Firman Wibowo berharap generasi milenial bisa ikut aktif menggarap potensi ini, salah satunya dengan menjadi enterpreneur. Dalam membangun bisnis, milenial harus memiliki starter pack diantaranya niat yang baik, produk yang bermanfaat, kolaborasi dan sinergi, fighting spirit, dan pengelolaan keuangan secara prinsip syariah. Milenial sangat dekat dengan teknologi, oleh karena itu dengan adanya tren industri 4.0, pebisnis juga harus mengoptimalkan teknologi dan digitalisasi untuk berkembang. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X