Perekonomian DIY 2020 Tumbuh Melambat

Photo Author
- Senin, 28 September 2020 | 11:42 WIB

YOGYA (KR) - Perekonomian DIY pada 2020 ini diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan 2019. Kontraksi pertumbuhan ekonomi DIY pada 2020 diprediksi didorong hampir sebagian besar komponen utama permintaan. Sedangkan dari sisi penawaran, beberapa lapangan usaha diperkirakan terkontraksi, antara lain industri pengolahan, perdagangan, penyediaan akomodasi makan minum dan real estate.

”Ada dua skenario dalam membuat perkiraan pertumbuhan ekonomi DIY 2020 yaitu skenario pertama jika penyebaran Covid-19 mereda pada Juni 2020, maka pada Triwulan III 2020 akan mulai terjadi recovery maka diperkirakan PDRB DIY 2020 akan tumbuh di kisaran 0,4 persen-0,8 persen (yoy). Skenario kedua, jika pandemi Covid19 berlanjut hingga Triwulan III 2020, maka kami memperkirakan PDRB DIY 2020 akan terkontraksi (-0,2) - 0,2 persen (yoy),” ungkap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono di Yogyakarta, Minggu (27/9).

Miyono menyampaikan dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga yang merupakan pangsa terbesar dari PDRB DIY, diperkirakan tumbuh melambat. Kinerja investasi yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi di 2019

diperkirakan terkontraksi. Konstruksi Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) yang telah usai belum diiringi oleh investasi lain bernominal tinggi. ”Perkembangan terkini pengerjaan Proyek Strategis Nasional seperti Jalur

Kereta Api Bandara maupun Jalan Tol Yogya-Solo masih berlanjut, namun rentan berhenti apabila pemerintah kembali memangkas anggaran konstruksi 2020,” tandasnya.

Di sisi eksternal, Miyono mengatakan ekspor dan impor diperkirakan terkontraksi. Pandemi Covid19 yang mempengaruhi perkembangan ekonomi global secara signifikan menyebabkan demand ekspor DIY mengalami penurunan. Travel warning dan kebijakan lockdown di banyak negara membuat kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY berhenti sama sekali. Sementara itu, impor bahan baku untuk industri di DIY pun terhambat karena kebijakan lockdown dari negara.

”Lapangan usaha perdagangan maupun penyediaan akomodasi makan minum diperkirakan terkontraksi akibat penurunan kinerja pariwisata. Angkasa Pura I di DIY memperkirakan skenario most likely arus wisatawan ke

DIY akan terus turun hingga Oktober 2020 dan akan recovery di Desember 2020,” katanya.

Hal ini mengindikasikan pariwisata DIY kemungkinan besar akan terkontraksi pada 2020 dan industri penopang seperti hotel, restoran, hingga perdagangan akan secara langsung terkena dampaknya. Sementara itu, lapangan usaha real estate menurun, seiring pergeseran anggaran masyarakat di mana alokasi belanja properti tidak lagi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid-19. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X