HSBC Mendukung Komitmen Pemulihan Ekonomi ASEAN

Photo Author
- Rabu, 8 Juli 2020 | 02:43 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - HSBC mendukung perjanjian bersama negara-negara anggota ASEAN untuk meningkatkan kerja sama reformasi dan integrasi dalam rangka membendung dampak kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkan oleh Pandemi COVID-191. Perjanjian tersebut menutup KTT tahunan pemimpin ASEAN yang berakhir pada 26 Juni.

"HSBC secara khusus menekankan pentingnya perdagangan dan keterbukaan digital dan menghubungkan upaya-upaya stimulus fiskal di wilayah ini dengan tujuan pembangunan berkelanjutan secara global. Kami mendukung inisiatif negara-negara anggota ASEAN untuk memperkuat upaya bersama dalam mengatasi dampak ekonomi COVID-19. Ketika Asia Tenggara mulai dibuka kembali, negara-negara anggota ASEAN tidak dapat mengupayakan pemulihan ekonomi secara terpisah. Alasannyasederhana, Asia Tenggara selalu lebih kuat saat bersatu ketimbang berjalan sendiri-sendiri," kata Komisaris Utama PT Bank HSBC Indonesia, Matthew Lobner sebagaimana keterangan persnya.

Menurut Lobner rantai pasokan yang terjalin kuat di kawasan ini - yang mencakup produk elektronik, mobil, tekstil dan pakaian - telah berkembang karena kemampuan ASEAN dalam mengurangi tarif perdagangan dan investasi di antara 10 negara anggota. Hasilnya telah membawa lebih dari 650 juta2 penduduk wilayah ini menuju kemakmuran.

"Untuk membangun pemulihan ekonomi dan ketahanan rantai pasokan, HSBC  menyarankan tiga pilar reformasi: arus perdagangan dan investasi;  konektivitas digital; dan menghubungkan proyek pembangunan bangsa

dengan tujuan pembangunan berkelanjutan serta komitmen iklim yang  disepakati secara global.

Dia menjelaskan HSBC mendukung penghapusan berkelanjutan terhadap hambatan non-tarif (non-tarrif barriers) yang menjamur di Asia Tenggara, serta adopsi mekanisme dan perjanjian dagang yang akan memungkinkan arus perdagangan yang lebih bebas. Hal ini termasuk penghapusan hambatan non-tarif (non-tarrif barriers) seperti

meningkatkan batas minimum barang yang wajib memiliki Surat Keterangan  Asal (mengurangi birokrasi bagi bisnis yang sudah di bawah tekanan);  dan membuat proses bea cukai otomatis. Lalu, penerapan ASEAN Single Window dan secara resmi menandatangani dan meratifikasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang telah disepakati yang mencakup 30% populasi dunia dan 29% PDB dunia (termasuk semua negara ASEAN)

"COVID-19 telah membawa sektor e-commerce digital ke dalam situasi  krisis. Jika kawasan tidak menyepakati standar bersama mengenai  manajemen data lintas-batas dan perdagangan digital, potensi  perkembangan ekonomi digital di ASEAN akan berkurang. Supaya bisa bertumbuh, kerangka kerja yang telah disepakati, seperti ‘ASEAN Digital Integration Framework Action Plan’ dan ‘ASEAN Framework  on Digital Data Governance’ harus diterapkan untuk menyelaraskan  aturan dari tiap negara," tandasnya.

Dia menambahkan hal ini penting bagi Indonesia, terutama untuk sektor UMKM yang berkontribusi sebesar 60 persen terhadap PDB di tahun 20183. "Kami menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia, dan konektivitas digital penting untuk ekspansi bisnis di masa depan,” ujar Lobner. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X