JAKARTA, KRJOGJA.com - Laba Bank Rakyat Indonesia ( BRI) pada triwulan III tahun 2019 mencapai Rp 24,8 triliun, atau meningkat 5,36 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun 2018 lalu. Rendahnya pertumbuhan laba tersebut, karena BRI melakukan pencadangan terhadap kredit bermasalah BRIÂ (NPL)Â konsolidasi yang hingga mencapai 3,08 persen.
Pencadangan yang dilakukan BRI untuk NPL cukup besar yakni 100 persen untuk kredit bersalah di semen dan tekstil dan 60 persen pencadangan untuk kredit bermasalah di Krakatau Steel. "Sebenarnya laba BRI beberapa kali meningkat hanya single digit, tahun 2015 juga laba pernah naik hanya 2 persen, tahun 2016 juga pernah tumbuh 5 persen. Namun orang tahunya laba BRI itu double digit. Kali ini laba kami tetap tumbuh, tetapi hanya 5 persen, ini karena NPL kami tinggi di korporasi dan di beberapa sektor di industri yang dinilai menghadapi masalah seperti semen dan tekstil. Karena cadangan kami cukup, sehingga tidak perlu khawatir. Untuk semen dan tekstil kami cadangkan 100 persen, dan untuk Krakatau Steel kami cadangkan 60 persen,†kata Dirut BRI Sunarso di Jakarta, Kamis (24/10).
Sunarso mengatakan, untuk kredit bermasalah di Krakatau Steel, telah disepakati restrukturisasi. Dengan adanya restrukturisasi dan tidak ada risiko yang terjadi, maka pencadangan tersebut akan memperkuat laba BRI di masa yang akan datang. "Memang NPL meningkat, kita melihat potensi dan resiko dari setiap kredit, sehingga kami sangat hati hati, makanya kami buat pencadangan. Namun dengan adanya restrukturisasi, kalau tidak ada risiko yang menghawatirkan terjadi, maka akan memperkuat laba BRI di masa datang,†tegasnya.
Dijelaskan, hingga September 2019,secara konsolidasi BRI telah  menyalurkan kredit senilai Rp 903,14 triliun tumbuh 11,65 persen datu periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 808,90 triliun. Dengan rincian kredit mikro BRI tercatat Rp 301,89 triliun tumbuh 13 persen, kredit konsumer BRI Rp 137,29 triliun atau tumbuh 7,85 persen, kredit ritel dan menengah Rp 261,67 triliun atau tumbuh 14,80 persen dan kredit korporasi BRI Rp 202,30 triliun.Â
“Jika ditotal, porsi kredit UMKM mencapai 77,60 persen dari keseluruhan kredit BRI, dimana angka ini berhasil kami tingkatkan secara perlahan dan targetnya proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80 persen di tahun di tahun 2022,†ujarnya. (Lmg)