Pariwisata Diharapkan Tambal Defisit Transaksi Berjalan

Photo Author
- Kamis, 12 September 2019 | 19:05 WIB
istimewa
istimewa

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, sektor pariwisata diharapkan akan bisa menutupi defisit transaksi berjalan. Pasalnya,  pariwisata lebih cepat mendatangkan devisa dibanding dengan industri lain. 

"Sektor pariwisata yang bisa memperbaiki sektor pendapatan devisa kita, dan bisa menutupi defisit transaksi berjalan  Indonesia, karena pariwisata lebih cepat mendatangkan devisa dibanding industri lain,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo, pada acara diskusi akselerasi bisnis inbound  tour operator di Indonesia, di Jakarta,  Rabu (10/9).

Pada triwulan II tahunn2019, defisit transaksi berjalan mencapai Rp -2 triliun sedangkan neraca pembayaran Indonesia pada triwulan II tahun 2019 juga mengalami defisit  – 8,4 triliun. Menurutnya, pada tahun 2019 ini diperkirakan devisa yang diperoleh dari jumlah wisatawan mancanegara ( wisman) akan mencapai  20 miliar dokar AS dari 20 juta kunjungan wisman. Junlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 15,8 juta wisman.

Hamid menginginkan, agar menarik wisman ke Indonesia  lebih banyak lagi agar ada peningkatan devisa Indonesia. Sebenarnya, tambah Hamid, efek pariwisata itu sangat menyebar ke berbagai sektor ekonomi seperti, perdagangan, kerajinan, transportasi, restoran, hotel dan jasa.  “Bila pariwisata makin melebar dan meningkat, maka sektor ekonomi terkait pasti meningkat,” perasnya.

Jadi, tambahnya bila pariwisata dikelola dengan baik dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 5,05 persen atau lebih rendah dari  pertumbuhan triwulan I tahun 2019 sebesar 5,07 persen.

Sementara pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta juga mengalami perlambatan, yakni dari 6,25 persen pada triwulan I 2019 menjadi 5,71 persen pada triwulan II 2019. Perlambatan ekonomi ibu kota bersumber dari melambatnya kegiatan investasi dan ekspor.  Pariwisata Indonesia bersaing dengan Jepang, China, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

 

Khusus pariwisata Jakarta merupakan salah satu destinasi yang paling siap untuk menyumbang devisa didukung atraksi, aksesibilitas dan amenitas yang memadai.  Kepulauan Seribu dan Kawasan Kota Tua telah menjadi prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai destinasi wisata unggulan di kota Jakarta, selain destinasi lainnya yang sudah terkelola baik seperti kawasan Monas, kawasan Ancol, Taman Mini Indonesia Indah dan kawasan Gelora Bung Karno. Destinasi ke Jakarta didukung oleh masuknya hampir semua maskapai penerbangan asing ke Jakarta. Beragam event dari berbagai skala diselenggarakan setiap bulan di Jakarta. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X