JAKARTA, KRJOGJA.com — Selama kuartal I tahun 2019, Bank Rakyat Indonesia (BRI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 8,20 triliun. Laba ini meningkat 10,42 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018.
Adapun yang menjadi pendorong laba BRI yakni perolehan Fee Based Income (FBI) sebesar Rp 3,14 triliun atau tumbuh 16,49 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp 2,69 Triliun.Â
Untuk rasio perbankan lainnya, tercatat LDR BRI hingga akhir Maret 2019 yakni 91,39 persen dengan CAR 21,91 persen.
“Dengan rasio yang cukup kuat tersebut kami optimistis mampu tumbuh positif dan berkelanjutan hingga mampu mencapai target target yang telah ditetapkan di akhir tahun,†kata Direktur Utama Bank BRI Suprajarto pada pemaparan kinerja BRI Triwulan I 2019 di Jakarta, Rabu (24/4).
Sedangkan aset BRIÂ mencapai Rp 1.279,86 triliun atau tumbuh 14,35 persen. Untuk penyaluran kredit, hingga akhir Maret 2019, penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp 855,47 triliun atau tumbuh 12,91 persen dibanding penyaluran kredit pada akhir Maret 2018 yakni sebesar Rp 757,68 triliun.
Bila dirinci lebih lanjut, kredit mikro tumbuh 13,17 persen kredit konsumer tumbuh 9,6 persen, kredit ritel dan menengah tumbuh 13,47 persen serta kredit korporasi tumbuh 14,15 persen.
Adapun kredit mikro masih menjadi porsi terbesar penyaluran kredit BRI dengan sharing mencapai 33,21 persen dari seluruh portofolio pinjaman, angka ini naik dibandingkan dengan posisi Maret tahun lalu sebesar 33,13 persen.
Khusus untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), di tahun 2019 Bank BRI mendapatkan alokasi breakdown dari Pemerintah sebesar Rp 86,97 triliun. Hingga akhir Maret 2019, BRI berhasil menyalurkan Rp 25,32 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur atau setara 29,11 persen dari total target yang telah ditetapkan.