JAKARTA, KRJOGJA.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pada tahun 2018 perlu diwaspaadai kenaikan harga minyak dunia. Pasalnya saat ini harga minyak dunia sudah berada diatas patokan asumsi pemerintah.
Menurut Suhariyanto bila harga minyak terus naik, maka akan mempengaruhi total ekspor Indonesia. Dimana selama tahun 2017 ekspor Indonesia cukup tinggi dibanding tahun 2016 yakni mencapai 168,73 miliar dolar AS atau meningkat 16,22 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai 145, 2 miliar.
"Tahun 2018 ini yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga minyak dunia. Pasalnya saat ini harga minyak dunia sudah berada diatas patokan asumsi pemerintah. Bila harga minyak terus naik, maka akan mempengaruhi total ekspor Indonesia," jelasnya.
Dia menjelaskan selama tahun 2017 ekspor Indonesia cukup tinggi dibanding tahun 2016 yakni mencapai 168,73 miliar dolar AS atau meningkat 16,22 persen dibanding tahun 2016 yang mencapai 145, 2 miliar. Adapun nilai ekspor Indonesia Desember 2017 mencapai 14,79 miliar dolar AS atau menurun 3,45 persen dibanding ekspor November 2017. Sementara dibanding Desember 2016 meningkat 6,93 persen.
"beberapa harga komoditi pada bulan November- Desember 2017 naik turun. Harga migas meningkat tajam terutama minyak, batubara dan tembaga. Sedangan non migas yang menurun yakni coklat, kelapa sawit. Ini sangat mempngaruhi nilai ekspor pada bulan Desember ini,†tegasnya.
Ekspor nonmigas Desember 2017 mencapai 13,28 miliar dolar AS, turun 5,41 persen dibanding November 2017. Sementara dibanding ekspor nonmigas Desember 2016 naik 5,56 persen. Penurunan terbesar ekspor nonmigas Desember 2017 terhadap November 2017 terjadi pada perhiasan/permata sebesar 205,2 juta dolar AS (38,83 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar 421,0 juta dolar AS (126,05 persen). (Lmg)