SLEMAN, KRJOGJA.com - Jumlah transaksi perbankan di kantor cabang yang dilakukan nasabah terus menurun. Termasuk yang dilakukan di beberapa Anjungan Tunjangan Mandiri (ATM) sehingga manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersiap diri menyiapkan digitalisasi dalam seluruh layanannya.
"Digitalisasi sudah menjadi keharusan di era saat ini. Bank akan tertinggal dengan kehadiran perusahaan fintech (financial technologi) kalau tidak melakukan transformasi. Apalagi sekarang perusahaan fintech bermain di sektor payment (pembayaran) dan lending (kredit). Padahal, keduanya adalah bisnis utama perbankan," kata Direktur PT BCA Tbk Suwignyo Budiman di sela Talkshow Executive Series di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/11/2017).
Suwignyo menjelaskan pada tahun 1995, BCA mencatat jumlah transaksi mencapai 17-18 juta per hari dengan transaksi terbesar melalui ATM sebesar 1-2 juta transaksi. Di tahun 2000, transaksi melalui ATM terus tumbuh mencapai 69 persen dan melalui kantor cabang sebesar 26 persen. Di tahun 2005, transaksi melalui ATM tetap tinggi dan melalui kantor cabang sekitar 20 persen.
"Posisi per September 2017, dari 20 juta transaksi nasabah setiap hari yang melalui ATM tinggal 33 persen. Sedangkan melalui kantor cabang tinggal 3 persen. Kondisi ini menyebabkan perseroan untuk terus melakukan inovasi dan setiap bulan meluncurkan layanan kebutuhan nasabah berbasis teknologi," ungkap Suwignyo.
Suwignyo menjelaskan nasabah beralih menggunakan mobile banking dan internet banking. Nasabah juga memanfaatkan saluran elektronik lainnya seperti call center dan phone banking. Guna menjawab dan memenuhi kebutuhan nasabah, perseroan menyiapkan 9 digital branch, 30 layanan BCA Expert yang hanya ditunggui oleh seorang pegawai.
"Cost yang murah menyebabkan transformasi ini. Perbandingannya, cost yang harus dikeluarkan BCA sebesar Rp 40 ribu bila melalui teller. Namun, bila menggunakan m-banking hanya Rp 100," pungkasnya.
Suwignyo menambahkan perseroan akan tetap melakukan pengembangan layanan di ATM sebagaimana yang terjadi di tahun 1990-an. Saat ini manajemen menginvestasikan dana untuk membeli 1000 unit ATM dan menempatkan BCA sebagai bank terbanyak memiliki mesin uang ini. (Tom)