JAKARTA (KRjogja.com) - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk hingga September 2016 menambah biaya cadangan sebesar Rp 3,1 triliun. Dana ini untuk mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, sehingga rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah mencapai 201 persen.
"Profisi hingga September  sekitar Rp 3,1 dinilai cukup besar. Kita tambah cadangan tahun ini agar tahun tidak terganggu lagi biaya cadangan sehingga covered suda hmasalah lagi," kata Dirut BCA Jahja Setiaadmadja pada paparan kinerja BCA di Jakarta, Rabu (26/10).
Dikatakan, untuk kuartal ke IV, BCA juga tidak akan mengeluarkan dana cadangan lagi karena dana pencangana dinilai sudah cukup."Untuk propisi kuartgal IV tidak ada, sudah cukup," tegasnya.
Jahja juga mengatakan, untuk kredit bermasalah (NPL) BCA hingga September mengalami peningkatan sekitar 50 persen dari 0,7 persen tahun lalu menjadi 1,5 persen tahun ini.Kenaikan NPL sebenarnya tidak dikategorikan macet, karena mereka cuma telat bayar dati tanggal yang ditetapkan.
"Industri konsumer kelihatannya buka macet tetapi mereka telat bayar, biayanya harus bayar tanggal 1, namun mereka baru bayar tanggal 5," tegasnya. (Lmg)