JAKARTA (KRjogja.com) - Rakyat Amerika Serikat (AS) bakal mengikuti hajatan demokrasi alias pemilihan Presiden (pilpres). Euforia pilpres AS pun sudah mulai terasa sejak diadakannya debat antara kedua calon Presiden, yakni Donald Trump dan Hillary Clinton.
Lantas akankah gelaran Pilpres AS memiliki dampak terhadap perekonomian Indonesia? Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menjelaskan, pemerintah terus memantau dampak dari pilpres AS. Mengingat kedua calon sudah memiliki kebijakan masing-masing.Â
"Dampak pemilu, terus kami cermati karena antara dua kubu punya policy berbeda, ini perlu kami lihat," kata dia di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/10/2016).Â
Menurutnya, beberapa negara yang menerapkan ekonomi tertutup dan terbuka memiliki dampak masing-masing. Â "Kami sulit menghitung tetapi secara risiko bisa kami lihat bahwa yang protecsionism berdampak negatif terhadap ekonomi global dan domestik," tambahnya.Â
Sementara itu, terkait dampak kenaikan suku bunga The Fed, Juda bilang hal tersebut sudah masuk dalam penghitungan BI. "Kalau dari Fed sudah kami hitung dalam assesment kami, kenaikan Fed rate tidak lebih dari sekali. Bisa November, kemungkinan besar di Desember. Kalau dilakukan di Desember, assesment kami karena semua sudah perkirakan. Jadi sudah di price in market dan sudah masuk hitungan kami," tukas dia. (*)