NUSA DUA (KRjogja.com) - Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve Bank of New York (FRBNY) akan mengadakan join international seminar. Diharapkan dengan adanya acara ini didapat kejelasan terkait bank sentral Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset PT NH Korindo Securities Reza Priyambada, mengatakan pertemuan ini dapat dimanfaatkan oleh BI untuk menggali informasi terkait kebijakan moneter mereka."Cari informasi soal program dari the Fed, agar kita nanti tidak di PHP lagi soal suku bunga," katanya di Nusa Dua, Bali, Minggu (31/7/2016).
Meski demikian, fokus juga tak boleh terlalu berpusat pada the Fed. Jepang dan China juga harus diwaspadai, lantaran akan mengeluarkan kebijakan. "Beberapa hari ini ada isu stimulus, nah seberapa besar itu akam diberikan," katanya.
"Dan bank sentral China, karena tahun lalu dia paling diem, tapi tahu-tahu keluar kebijakan depresiasi mata uang," jelasnya.
Di tempat yang sama, ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, menambahkan bahwa kebijakan lainnya juga dinantikan pasar untuk mendorong perekonomian mereka. Menurutnya, kebijakan-kebijakan sepwrti Quantitative Easing, diperlukan untuk membuat pasar kembali bergairah.
"Ide kreatif apalagi yang akan diperkenalkan, karena kebijakan rate sudah tidak menarik, meskipun bisa negatif di beberapa negara," katanya. (*)