Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Makin Nyata, Pengaruhi Perekonomian Masyarakat

Photo Author
- Kamis, 18 April 2024 | 14:43 WIB
(Ilustrasi tukar uang/unsplash)
(Ilustrasi tukar uang/unsplash)


KRjogja.com - YOGYA - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) semakin nyata, dimana dollar telah menembus level di atas Rp 16.000. Mata uang tersebut menguat terhadap rupiah karena ekspektasi penurunan suku bunga mengecil. Salah satu penyebab kenaikan itu diprediksikan karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, antara Israel dengan Iran yang mendongkrak permintaan terhadap aset safe haven dolar AS. Dimana kondisi itu akan berimbas pada kenaikan harga minyak dunia.

"Secara umum dampak pelemahan rupiah, akan terjadi ke ekspor dan impor Indonesia. Pelemahan rupiah ini akan menyebabkan harga barang impor naik. Sisi Import akan terjadi imported inflation, atau Inflasi yang ditimbulkan karena adanya inflasi dari luar negeri yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor, juga pertumbuhan impor akan tertahan. Sedangkan dari sisi ekspor, pelemahan rupiah akan membuat harga barang-barang dari Indonesia menjadi lebih murah di pasar global," kata pengamat ekonomi sekaligus dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Widarta, MM CDMP di Yogyakarta, Kamis (18/4/2024).

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Mantan Pacar, Korban Dicekik Menggunakan Tampar

Widarta mengatakan, adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan kenaikan harga minyak mentah perlu diperhatikan dengan baik. Karena kondisi itu akan berpengaruh terhadap harga pangan. Sebab, biaya logistik berpotensi naik, begitu pula dengan pupuk yang berbahan impor. Adanya kondisi itu jika tidak ditangani secara serius akan memperburuk tekanan inflasi di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu bagaimana pemerintah mengantisipasinya menjadi penting. Pasalnya, jika antisipasi tidak segera dilakukan pasti akan mempengaruhi perekonomian masyarakat.

"Selain inflasi, kenaikan harga minyak mentah dunia juga akan terus mengikis anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pemerintah. Hal itu dikarenakan beban subsidi energi akan bertambah. Dampaknya bisa menyebabkan ruang fiskal pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat sedikit banyak terganggu," terangnya.

Baca Juga: Merawat Bersama Kebudayaan Melalui Adeging Mangkunegaran ke-267

Menurut Widarta, selain beberapa hal di atas, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar juga bisa berpotensi terhadap kenaikan harga-harga produk di dalam negeri. Karena industri makanan dan minuman di Indonesia masih banyak yang membutuhkan bahan baku impor untuk produksi. Supaya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar bisa segera ditangani butuh solusi cepat dan tepat dari pemerintah. (Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X