Kementerian/Lembaga dan Pemda Harus Manfaatkan Regsosek Menuju Indonesia Emas 2045

Photo Author
- Kamis, 20 Juni 2024 | 20:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, pada acara Peluncuran Kolaborasi Pemanfaatan Sistem Registrasi Sosial Ekonomi dalam Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis  (istimewa)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, pada acara Peluncuran Kolaborasi Pemanfaatan Sistem Registrasi Sosial Ekonomi dalam Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (istimewa)

 

Krjogja.com — Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) menjadi langkah penting dalam menciptakan basis data yang komprehensif terkait dengan kondisi sosial dan ekonomi, yang berkaitan dengan tingkat kesejahteraan, kondisi rumah tangga dan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

“Regsosek adalah salah satu data penduduk Indonesia yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan penganggaran berbasis bukti. Karena itu, diharapkan kementerian, lembaga, hingga daerah dapat memanfaatkan data ini sebagai sumber data dalam perencanaan pembangunan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, pada acara Peluncuran Kolaborasi Pemanfaatan Sistem Registrasi Sosial Ekonomi dalam Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Kamis (20/6).

Baca Juga: Desta dan Boiyen Brand Amassador Outside

Airlangga menuturkan, data menjadi krusial karena untuk perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Data juga dapat menjadi alat untuk mempercepat penghapusan kemiskinan, penanggulangan kemiskinan di seluruh wilayah dan menciptakan masyarakat menuju kelas menengah yang penghasilan relatif lebih tinggi.

Data BPS 15 tahun terakhir menunjukkan Indonesia membuat kemajuan luar biasa untuk penurunan tingkat kemiskinan. Hasil Susenas pada Maret 2023 menunjukkan kemiskinan kita adalah 9,36 persen dan kemiskinan ekstrim 1,12 persen. Kemudian, Data World Bank pada periode ini mengalami perkembangan kelas menengah dari sebelumnya 7 persen jadi 20 persen, dari total penduduk. Karena itu peningkatan kualitas dan kuantitas kelas menengah tentu membantu percepatan pembangunan ekonomi serta memperluas pemerataan kesejahteraan.

Acara Peluncuran Kolaborasi Pemanfaatan Sistem Registrasi Sosial Ekonomi dalam Mendukung Visi Indonesia Emas 2045 diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas bersama Kementerian/Lembaga dan turut didukung oleh SKALA, Program Kemitraan Australia dan Indonesia untuk akselerasi layanan dasar.

Baca Juga: Hari Purbakala Nasional Momentum Libatkan Masyarakat Jaga Cagar Budaya

Airlangga menjelaskan, perluasan kelas menengah menghadapi tantangan cukup besar dan dapat dijalankan dengan pemanfaatan Regsosek. Menurut Airlangga, beberapa pendekatan yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan sistem Regsosek adalah dengan identifikasi program di kementerian/lembaga berdasarkan kriteria.

Kriteria pertama adalah memastikan data yang digunakan untuk sasaran berasal dari sumber yang sama. Kedua, menciptakan tata kelola data yang baik, dimana mengedepankan prinsip keamanan, privasi, serta memudahkan akses dan pemanfaatan oleh pihak-pihak lain. Ketiga, memastikan adanya mekanisme pemutakhiran data secara berkala dari Regsosek itu sendiri, memonitor perubahan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta menyesuaikan terhadap program pemberdayaan ekonomi sesuai dengan kebutuhan.

“Mari kita bersama-sama bekerja keras dan bekerja tulus untuk mewujudkan hal-hal yang dapat mendorong peningkatan kelas menengah dan dengan kelas menengah yang kuat kita punya pondasi kokoh untuk membangun bangsa yang lebih maju dan mencapai target yang disarankan dalam undang-undang pembangunan jangka menengah, yang tentunya kita berharap bisa menjadi jalan menuju indonesia emas 2045,” ujar Airlangga.

Baca Juga: Rapatkan Barisan, Yogyakarta Jadi Ajang Silahturahmi JOGLOSEMAR ke-13


Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM), Siti Azizah pada kesempatan tersebut menyampaikan harapan adanya Regsosek ini akan membuat upaya pemerintah dalam merancang program lebih tepat sasaran.

Data Kemenkop UKM periode 2022-2023 menunjukan pedagang besar dan eceran adalah pelaku usaha paling mendominasi, jumlahnya 7.17 juta atau 53,5 persen. Kemudian, bidang akomodasi dan makanan serta minuman sebanyak 18,79 persen, industri pengolahan sebesar 16,0 persen, dan selebihnya 11,59 persen adalah pelaku usaha lainnya. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X