Krjogja.com – Jakarta – Hingga kuartal III tahun 2024 PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mencatat laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) mencapai Rp 6,6 triliun atau naik sebesar 5,1 persen year-on-year (yoy), dan menghasilkan earnings per share Rp 204,34.
“Kami menyampaikan kinerja positif pada hingga sembilan bulan di tahun 2024 dengan kenaikan laba sebelum pajak 5,1 persen yoy , menjadi Rp6,6 triliun,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan di Jakarta, Rabu (30/10)
Dikatakan, pertumbuhan ini mencerminkan fokus kami pada aset yang berkualitas, serta efisiensi operasional. Kualitas aset kami tetap solid, dengan rasio gross non-performing loan (gross NPL) sebesar 2,0 persen, di bawah rata-rata industri. Hal ini merupakan wujud dari pengelolaan kualitas aset dengan prinsip kehati-hatian dan proaktif, serta memperkuat portofolio sekaligus komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan.
“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis ini, kami bersyukur dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi para shareholders, dengan terus memperkuat posisi modal dan likuiditas,” katanya.
Ke depan, CIMB Niaga meyakini bisa meraih hasil yang baik di sisa tahun 2024, sesuai dengan strategi jangka panjang yang diterapkan. Kami fokus pada empat pilar utama yaitu alokasi aset yang baik, memperluas basis nasabah ritel, memperkuat portofolio CASA, dan meningkatkan digital engagement.
“Kami terus menjaga ketahanan operasional dan risiko di dalam Perusahaan, yang terbukti sangat penting pada beberapa tahun terakhir, serta menyempurnakan rencana strategis dengan memanfaatkan kelebihan kami dan menganalisis tren pasar. Upaya strategis ini selaras dengan visi untuk menjadi bank yang siap menghadapi masa depan, dan senantiasa memberikan layanan berkualitas tinggi serta produk inovatif kepada nasabah dengan selalu menerapkan #WorkFromHeart,” ujar Lani.
Dikatakan, CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 23,4 persen dan 84,3 persen. Sedangkan total aset konsolidasian adalah sebesar Rp 354,3 triliun per 30 September 2024, yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Untuk total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp 256,0 triliun tumbuh 8,8 persen yoy, dikontribusikan dari pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 8,8 persen yoy menjadi Rp 170,7 triliun.
Hal ini merupakan hasil upaya Bank untuk membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital, yang berkontribusi terhadap rasio CASA menjadi sebesar 66,7 persen. Jumlah kredit/pembiayaan naik 6,4 persen yoy menjadi Rp 218,6 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,4 persen yoy diikuti oleh Perbankan Korporat yang tumbuh 7,1 persen yoy dan Perbankan Konsumer yang meningkat 5 persen. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 18,2 persen yoy.
Di Perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan Rp 60,7 triliun tumbuh 14,8 persen yoy dan DPK sebesar Rp 53,2 triliun tumbuh 24,6 persen yoy per 30 September 2024. Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel. CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada para nasabah, karyawan serta stakeholders atas kepercayaan kepada CIMB Niaga selama 69 tahun. Kami akan meneruskan perjalanan untuk senantiasa menjadi bank pilihan bagi bisnis dan nasabah Indonesia,” kata Lani. (Lmg)