KRjogja.com - JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan signifikan setelah Indonesia resmi menjadi anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menyebutkan bahwa langkah strategis ini memberikan dampak positif pada posisi tawar Indonesia di panggung internasional.
"(Soal penguatan rupiah) Pasar merespons positif keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS. Ini adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global tetapi juga membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, seperti teknologi, ketahanan pangan, dan perubahan iklim," kata Ibrahim dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Baca Juga: Biaya Haji 1446 H/2025 M Turun, Ini Penjelasan Kemenag
Menurut Ibrahim, keanggotaan Indonesia dalam BRICS mengubah persepsi internasional, khususnya dari OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), yang selama ini dianggap kurang memberikan kesetaraan kepada negara berkembang seperti Indonesia.
Salah satu agenda utama BRICS, yakni dedolarisasi, juga menjadi sorotan. Tren ini diprediksi akan berkembang secara alami, terutama dalam perdagangan antarnegara anggota BRICS. China dan Rusia, misalnya, telah menggunakan mata uang lokal untuk 90 persen transaksi ekspor-impor mereka.
Baca Juga: Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis dalam Pengawasan KPK
Meskipun penciptaan mata uang alternatif global atau pengganti sistem SWIFT dinilai masih sulit, dedolarisasi tetap menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.(*)