Krjogja.com – PURWOKERTO-Menjelang bulan suci Ramadhan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW BI) Purwokerto mengimbau masyarakat di wilayah eks Keresidenan Banyumas, yang mencakup Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, untuk lebih bijak dalam berbelanja guna menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi.
Kepala KPW BI Purwokerto, Christoveny, Selasa (18/2/2026) saat Bincang BI Bersama Media di Purwokerto, Selasa (18/2/2025) menegaskan bahwa perilaku konsumtif yang berlebihan dapat memicu lonjakan harga barang kebutuhan pokok. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. “Kami mengajak masyarakat untuk lebih cermat dalam mengelola pengeluaran, membeli kebutuhan secukupnya, dan tidak melakukan pembelian secara berlebihan agar inflasi tetap terkendali,” ujar Christoveny.
Sebagai langkah nyata dalam menjaga kestabilan harga, BI bersama Bulog Cabang Banyumas, Dinas Pertanian, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah menggelar pasar murah sejak pekan lalu. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Lanjutkan Pertumbuhan Bisnis di 2024, Danamon Salurkan Kredit Rp189,4 Triliun
“Kami juga menghadirkan program tebus murah yang bisa dibayar menggunakan QRIS guna mempermudah transaksi masyarakat. Selain itu, Toko TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah) yang tersedia di Pasar Wage dan Pasar Manis, Purwokerto, turut berperan dalam menjaga stabilitas harga,” tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Purwokerto dan Cilacap mengalami deflasi pada Januari 2025 masing-masing sebesar minus 0,54 persen dan minus 0,26 persen. Penurunan tarif listrik akibat pemberian diskon 50 persen kepada pelanggan serta meningkatnya produksi bawang merah di berbagai daerah, termasuk Cilacap, menjadi faktor utama penyebab deflasi tersebut.
Selain itu, turunnya harga pakan ternak turut berkontribusi terhadap penurunan harga telur ayam ras. Namun, di sisi lain, kenaikan harga cabai akibat tingginya curah hujan dan serangan hama menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga stabilitas harga di pasaran.
Menjelang bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional, TPID akan memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan kelancaran distribusi pangan dan menjaga ketahanan pangan daerah. Pemantauan harga dan pasokan akan terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga.
Baca Juga: PSHT Sleman adakan Sarasehan Bareng Polda DIY, Komitmen Jaga Iklim Kondusif Masyarakat
“Inovasi dalam sektor pertanian dan perdagangan akan terus dikembangkan agar efisiensi produksi dan distribusi meningkat. Dengan demikian, stabilitas harga dapat terjaga dan daya beli masyarakat tetap kuat,” pungkas Christoveny.(Dri)