Krjogja.com — Jakarta — Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama diajak negosiasi tarif dengan pemerintahan Trump. Rencananya mulai tanggal 16 sampai 23 April 2025 beberapa delegasi di Indonesia akan ke Amerika Serikat untuk melakukan negosiasi tentang tarif yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32 persen.
Delegasi yang akan berangkat yakni Menteri Luar Negeri Sugiono yang telah berangkat hari ini 15 April. Lalu, mulai besok 15 April Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandoni juga kata Airlangga menjadi bagian dari delegasi yang akan berangkat ke AS untuk negosiasi tarif. Sri Mulyani juga diagendakan hadir Spring Meeting IMF-World Bank di Washington DC, AS.
Nantinya delegasi dari Indonesia ini akan ketemu dengan USTR, Secretary of Commerce, Menteri Secertary of State, fan Secretary of Treasury.
Baca Juga: Korban Tenggelam di Parangtritis Ditemukan, Satu Masih Dicari
“Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington. Jadi ini tentu berdasarkan daripada apa yang sudah disampaikan oleh pemerintah Indonesia di mana kami sudah bersurat serta arahan bapak Presiden bersurat kepada tiga Kementerian itu yang diberi tugas untuk melakukan pembicaraan untuk hal tadi,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat koordinasi teknis terbatas di Jakarta, Senin (14/4).
Airlangga mengatakan, dalam negosiasi nantinya, pemerintah akan menyampaikan sejumlah tawaran ke pemerintah AS untuk deregulasi kebijakan ekspor impor, kemudahan investasi perusahaan RI ke AS maupun sebaliknya, serta menyeimbangkan defisit neraca perdagangan dengan menargetkan tambahan impor dari AS sekitar 18-19 miliar dolar AS.
Secara teknis tambahnya, sudah dipersiapkan komoditasnya dan secara teknis juga Indonesia juga akan mengundang investasi Amerika di Indonesia serta Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan invest di Amerika, sehingga seluruhnya tentu tergantung dari pada pembicaraan nanti.
Baca Juga: The White Lotus Ungkap Penyelamat Kulit dari Sengatan Matahari
“ Kami sudah mempersiapkan non-paper yang relatif lengkap baik itu yang terkait dengan tarif, terkait dengan non-trade measures atau non-tarif barrier dan juga terkait dengan investasi, juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerja sama beyond perdagangan," katanya. (Lmg)