Lonjakan Harga Emas Bisa Jadi Sumber Ketidakstabilan

Photo Author
- Senin, 12 Mei 2025 | 16:00 WIB
Widarta, MM CDMP (Riyana Ekawati)
Widarta, MM CDMP (Riyana Ekawati)

Krjogja.com - YOGYA - Sepanjang tahun 2025, harga emas global dan lokal menunjukkan tren kenaikan yang signifikan. Salah satu penyebab harga emas meroket adalah karena adanya pengumuman tarif Trump yang berimplikasi pada ketidakpastian tinggi dalam ekonomi global dan meningkatkan risiko resesi, terutama di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, memanasnya konflik perdagangan antara AS dan China juga membuat orang-orang memilih untuk membeli emas. Tindakan itu diambil karena investasi emas dianggap aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Baca Juga: Tim Tuan Rumah Juarai Tenis Rektor UNY Cup ke-11

"Kenaikan harga emas apabila dikelola dengan baik dan kebijakan yang tepat dapat menjadi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pendapatan negara maupun investasi. Tapi apabila kenaikan harga emas tidak disikapi dengan pengelolaan resiko yang cermat. Lonjakan harga emas bisa menjadi sumber ketidakstabilan secara makro dan perlambatan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Oleh karena itu pemerintah perlu membuat kebijakan yang sinergi antara kebijakan moneter, fiskal dan investasi," kata pengamat ekonomi sekaligus dosen Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Widarta, MM CDMP di Yogyakarta, Senin (11/5).

Baca Juga: PHRI Soroti Usaha Penginapan Belum Kantongi Izin, Libur Panjang Kunjungan Wisatawan Melonjak

Widarta mengatakan,adanya ketidakpastian geopolitik dan situasi global cenderung menjadikan investasi emas meningkat.Adapun kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi terutama, bagi para investor, kenaikan harga emas sering kali memberikan keuntungan jangka pendek.

Mereka yang telah menginvestasikan uang mereka dalam bentuk emas sebelum harga melonjak, dapat menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Namun, fluktuasi harga emas yang tajam juga dapat menambah risiko investasi.

Oleh karena itu, para investor perlu mempertimbangkan risiko tersebut sebelum memutuskan untuk membeli emas sebagai aset jangka panjang.

"Kalau dilihat dari sisi ekonomi makro, kenaikan harga emas dapat mempengaruhi sektor-sektor tertentu. Terutama industri yang bergantung pada emas sebagai bahan baku, seperti perhiasan dan elektronik.Harga emas yang tinggi membuat biaya produksi jadi meningkat. Dampaknya para pengusaha akan menaikkan harga produk yang bisa berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat," terangnya.

Lebih lanjut Widarta mengungkapkan, untuk menjaga kestabilan ekonomi, harga emas tetap dalam kendali pemerintah. Dengan begitu selain bisa terjadi keseimbangan diharapkan, dalam jangka panjang tidak mempengaruhi terhadap iklim dan investasi riil yang ada di masyarakat.

Pasalnya jika masyarakat terus berbondong-bondong membeli emas sehingga sektor-sektor yang lain ditinggalkan. Dikhawatirkan bisa mengakibatkan terjadinya perekonomian tidak kondusif.

Kondisi itu bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Karena mereka lebih memilih untuk menginvestasikan dana yang dimiliki untuk membeli emas daripada untuk sektor yang lain. (Ria)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X