KRJOGJA.com - Jakarta - Indeks Menabung Konsumen (IMK) yang mengukur niat dan kemampuan masyarakat dalam menabung pada bulan Juni 2025, mencatatkan penguatan sebesar 4,8 poin ke level 83,8. Komponen Indeks Waktu Menabung (IWM) naik ke 95,3, dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) juga meningkat ke 72,4.
“Kenaikan ini mencerminkan perbaikan niat dan optimisme konsumen untuk menabung, didorong oleh berbagai stimulus ekonomi seperti subsidi, bansos, dan diskon transportasi,” kata Ketua Dewan Komisioner, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa di Jakarta, Jumat (4/7).
Sementara Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK), Dalam rilis terbaru bulan Juni 2025, IKK tercatat pada level 99,4, turun 0,3 poin dari bulan sebelumnya. Perkembangan ini menunjukkan optimisme konsumen yang stabil sejalan dengan membaiknya penilaian terhadap kondisi ekonomi lokal dan lapangan kerja saat ini, ditengah persepsi konsumen yang tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang.
Baca Juga: Zodiak 5 Juli 2025 Diundang Merenung dan Bergerak Selaras dengan Energi Semesta
Dengan adanya dua indeks ini, LPS kini memiliki alat yang bisa digunakan untuk memantau perilaku konsumen yang berfungsi untuk mendeteksi potensi risiko atas stabilitas sistem keuangan dari sisi konsumen. “Melalui informasi tersebut, LPS dapat menyusun respons yang lebih baik untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang optimal dalam melaksanakan fungsinya dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Purbaya, dalam upaya menjaga stabilitas sistem keuangan dan yang terpenting demi menjaga keamanan dan kenyamanan nasabah, LPS senantiasa memperkuat ketahanan sibernya dengan jalan terus meningkatkan keandalan sistem teknologi dan informasinya.
“LPS memandang bahwa keamanan siber bukan lagi isu teknis semata, melainkan bagian dari manajemen risiko strategis. Melalui peningkatan kapasitas, dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan, LPS terus memastikan bahwa seluruh sistem dan informasi yang dimiliki dapat terproteksi dari berbagai potensi serangan yang dapat mengganggu kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional,” ujarnya. (Lmg)