KRJOGJA.com - Jakarta - Direktur Bursa Efek Indonesia, Iman Rahman, mengatakan, sejak peluncuran perdana bursa karbon Indonesia pada 26 September 2023, antusiasme dari sektor jasa keuangan terus meningkat. Hingga 11 Juli 2025, transaksi telah mencapai hampir 1,6 juta ton CO₂ ekuivalen dengan nilai Rp 77,95 miliar.
“Hingga 11 Juli 2025, transaksi telah mencapai hampir 1,6 juta ton CO₂ ekuivalen dengan nilai Rp 77,95 miliar,” kata, Iman Rahman pada acara peluncuran buku “Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan”, di Jakarta, Selasa (15/7).
Dikatakan, buku ini juga membahas secara rinci kerangka kebijakan, regulasi, peran kementerian/lembaga terkait, serta strategi mitigasi risiko dalam perdagangan karbon. Peluncurannya diharapkan dapat mempercepat keterlibatan sektor jasa keuangan dan mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan di Indonesia.
Baca Juga: Sertifikasi DPS BMT Dorong Profesionalisme Syariah
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan, dengan adanya peluncuran buku ini menjadi momentum penting dalam memperkuat ekosistem ekonomi hijau dan pembangunan rendah karbon di Indonesia, sekaligus menandai komitmen regulator terhadap pengembangan pasar karbon nasional yang kredibel dan efisien.
Selain itu, peluncuran buku ini merupakan langkah nyata OJK dalam mengedukasi dan memperluas pemahaman sektor jasa keuangan terhadap mekanisme perdagangan karbon.
“Peluncuran buku hari ini merupakan bagian dari upaya memperluas pemahaman dan meningkatkan kapasitas sektor jasa keuangan terhadap perdagangan karbon di Indonesia. Kami berharap seluruh pemangku kepentingan memahami proses teknis dan administratif dalam membangun pasar karbon yang transparan, kredibel, efisien, dan efektif,” ujarnya.
Baca Juga: Real Madrid Bidik Ibrahima Konate, Sang Bek Siap Hengkang dari Liverpool
Mahendra menekankan pentingnya tata kelola yang kuat dan pengawasan yang efektif dalam menjaga integritas pasar karbon. Ia juga menyoroti bahwa buku ini disusun tidak hanya untuk pelaku industri keuangan, tetapi juga sebagai rujukan akademis bagi peneliti, mahasiswa, dan pihak terkait lainnya yang mendukung upaya mencapai net zero emission.(Lmg)